Semua poinnya noted.
Setiap hal selalu memiliki 2 sisi: baik dan buruk; untung dan rugi; ataupun enak dan gak enak. Begitu juga dengan utang. Utang memang berisiko, tapi juga punya manfaat. Nah, di sinilah perlunya berkenalan dengan utang. Coba kenali lagi lebih dalam sehingga kamu bisa memanfaatkan kebaikannya, serta menghindarkan diri dari keburukan.
Memangnya utang punya sisi baik? Dan apa saja kebaikan utang? Contohnya nih, kini hampir semua pekerjaan dilakukan secara online, jadi tiap orang butuh laptop untuk bekerja. Tiba-tiba laptopmu bermasalah, lalu akhirnya mati. Kamu harus segera beli laptop, dan harga laptop dengan spesifikasi yang baik akan membutuhkan budget besar, sehingga jika dibelanjakan secara tunai, yang ada kemungkinannya bakal menimbulkan risiko likuiditas. Jadi, utang akan membantu kita untuk memenuhi kebutuhan sekaligus membantu keuangan tetap stabil.
Pola pikir tentang utang sering kali harus diluruskan terlebih dulu. Bahwa utang adalah bukan uang kita, melainkan pinjaman yang punya konsekuensi bunga, sehingga harus segera dibayar dan harus menghasilkan keuntungan finansial untuk kita. Karena berbagai konsekuensi dari utang, tentunya rugi kalau kamu lalai dengan utang. Hal apa saja yang harus kamu perhatikan biar utang bisa bermanfaat? Berikut penjelasannya.
Baca juga: Berencana Beli Hunian Pertama? Yuk Ikuti Langkah-Langkah Ini
1. Utamakan Mengambil Utang Produktif Dibandingkan Konsumtif
Perbedaan antara keduanya adalah pada barang yang dibeli. Utang produktif adalah membeli barang yang akan bertambah nilainya, lalu menjadi aset. Misalnya beli rumah dengan fasilitas KPR di bank atau beli HP flagship untuk kebutuhan membuat konten media sosial yang menghasilkan pendapatan.
Hindari membeli barang habis pakai dengan fasilitas cicilan utang. Pasti kamu sering temui saat berbelanja online di e-commerce. Pada halaman checkout, kamu bisa memilih berbagai macam fasilitas cicilan, padahal biasanya barang yang kamu beli di e-commerce adalah barang konsumsi habis pakai.
2. Jangan Terbuai dengan Cicilan 0%
Bayangkan, pasti rasanya menyenangkan banget kalau mendapatkan barang impian tanpa harus menunggu tabungan penuh, lalu bisa memilih membayar sedikit demi sedikit dalam rentang beberapa bulan. Sungguh pilihan menyenangkan, bukan? Pendapatan dan tabungan gak terganggu, alur kas bulanan pun gak mencekik.
Baca juga: Bisnis Musiman: Menjanjikan atau Gak Sih?
Namun, berbagai hal yang menyenangkan yang kamu rasakan karena pilihan cicilan 0% itu bisa membutakan dan bikin lengah. Karena masih merasa tanggungan cicilan masih kecil dibandingkan pendapatan, kamu bakal leluasa mengambil cicilan lainnya, sampai akhirnya gak terasa sudah menumpuk, dan akhirnya membuat pendapatan terasa sesak. Maka, jangan sampai ya kamu terbuai dengan kebutuhan.
3. Persiapkan KPR dengan Matang
Fasilitas KPR memudahkan banyak orang dalam memiliki hunian. Harus disadari sejak awal bahwa KPR memiliki konsekuensi jangka panjang, bahkan hampir setengah hidup kamu membayar KPR sampai usia pensiun. Hal ini membutuhkan komitmen tinggi yang berimbas pada ketatnya pengeluaran bulanan, bahkan ancaman kegagalan pembayaran KPR di tengah jalan, sehingga properti yang kamu bayar selama ini terancam hilang.
Persiapkan diri untuk KPR, pahami bahwa maksimum yang bisa bank berikan adalah batasan cicilan 30%. Ketika bank memberikan fasilitas tersebut secara penuh, maka kamu sudah gak bisa lagi mengambil cicilan lain karena rasio ideal cicilan utang adalah 30% dari pendapatan. Kalau ambil lagi cicilan, kamu bakal menghabiskan budget untuk post lain kayak budget menabung atau budget primer operasional bulanan yang mana akhirnya menyebabkan hidup gak sejahtera.
Baca juga: Seberapa Impulsif Kamu dalam Berbelanja?
4. Ketika Terjerat Utang
Masalah jeratan utang sudah sering didengar, apalagi di masa sulit seperti sekarang. Ketika kamu masuk dalam situasi ini, pahami bahwa gak ada yang instan. Penyelesaian tetap membutuhkan waktu dan pengorbanan. Jauhkan pemikiran bahwa membayar utang dengan mengambil utang lain. Hal ini tentunya sebuah jebakan.
Mencoba melunasi utang kartu kredit dengan mengambil pinjaman online secara instan tuh kayak gali lubang, tutup lagi, dan akhirnya gali lagi. Akan terasa lelah dan gak ada habisnya. Pernahkah kamu berhitung, berapa bunga pinjaman kartu kredit tersebut, lalu menutupinya dengan pinjaman uang instan yang lebih besar bunganya?
Dalam situasi sulit begini, fokuslah pada solusi. Datang dan komunikasikan pada pemberi pinjaman, jelaskan situasi kamu, dan beri tahu bahwa kamu berniat melunasi. Kemudian fokus pada utang yang paling kecil, lakukan pengetatan anggaran bulanan, habiskan jumlah tagihan terkecil, lalu baru yang paling.
Baca juga: Tips Biar Kamu Gak Impulsif dalam Berbelanja
Sekali lagi, ingat, keberhasilan sebuah rencana keuangan 80% dipengaruhi dari kebiasaan hidup, dan 20%-nya dari literasi keuangan. Kuasai dulu diri pribadi kamu. Buatlah kebiasaan berbelanja yang fokus pada keperluanmu, atur batas standar hidup yang kamu pilih. Kalau kamu belum pernah berutang, tahan dan gak perlu dimulai kalau bukan untuk sesuatu yang produktif. Memilih tempat berutang pun harus selektif, misalnya dengan menggunakan Flexi Cash di Jenius. Yang paling penting, apa pun keputusanmu, harus bijak ya!
Comments ( 3 )