Seru bgt sihh🥲
Materinya jg jelas bgt👍😊
Hi Co.Creators! Akhirnya Co.Create Club mengadakan kelas offline lagi. Dalam offline class pertama sejak pandemi ini, kami menggandeng Coffee Meets Stocks untuk berbagi langkah kecil apa saja yang bisa dilakukan untuk mulai investasi.
Sebelum acara mulai di Liberica Mal Kota Kasablanka, para peserta dan panitia–termasuk speaker–mengikuti tes antigen terlebih dulu. Buat yang gak berkesempatan datang ke acara kemarin, tenang, kami bikin recap-nya buat kamu baca. Dijamin “daging” banget nih. Yuk simak!
Baca juga: Rencanakan Anggaran Ramadan #barengjenius
Persiapan Keuangan Buat Investasi
Pada awal acara Kak Benedo Manuel & Kak Theo Derick menjelaskan bahwa Coffee Meets Stocks adalah platform untuk berbagi soal finansial terutama soal investasi dan kini sudah beranggotakan lebih 50.000 orang.
Selanjutnya mereka menjelaskan mengenai investasi: berinvestasi bisa dilakukan jika kamu sudah punya pondasi keuangan yang kukuh. Pondasi finansial yang kuat biasanya didapat bukan dari gaji tiap bulan saja, tapi juga dari sumber pendapatan lainnya.
Total penghasilan kamu nantinya pun harus di-manage dengan benar lewat budgeting yang baik. Jangan sampai penghasilan lebih kecil dibanding pengeluaran. Me-manage keuangan dengan baik bukan berarti gak bersenang-senang karena dalam budgeting pun ada porsinya masing-masing.
Baca juga: Jenius Kelola Uang di Ramadan
Pondasi keuangan sebelum berinvestasi
Apa saja sih pondasi keuangan sebelum investasi?
- Cicilan sehat yang porsinya 20-25% dari pendapatan (termasuk KPR ya!).
- Punya proteksi (asuransi). Jangan sampai saat sudah berinvestasi di instrumen tertentu ujung-ujungnya dijual karena sakit.
- Punya dana darurat! Yang mana mesti disiapkan 6-12 kali pengeluaran per bulan yang mana bisa di-adjust dari total kekayaanmu.
- Dana investasi yang terpisah dari dana yang lain.
Setelah punya punya pondasi keuangan, barulah kamu bisa “berkenalan” dengan investasi. Punya pondasi finansial yang kukuh itu wajib karena investasi berisiko memengaruhi cash flow.
Kenapa harus berinvestasi?
Menurut Kak Benedo & Kak Theo, lawan dari investasi adalah waktu. Makin lama, waktu kita makin terbatas. Kamu punya gaji, sudah coba side hustle, bahkan jualan di marketplace; tentu gak bakalan punya waktu sosial. Dengan berinvestasi, kita bisa mendapatkan passive income tanpa perlu lelah mengerahkan tenaga.
“Waktu terbaik investasi adalah kemarin, dan nomor duanya sekarang,” tandas Kak Theo.
Menetapkan tujuan
Dalam berinvestasi, harus ada tujuan yang terukur dan bisa menjawab 4W1H. Makin spesifik, bakal lebih gampang mengetahui instrumen apa yang cocok kamu gunakan dalam berinvestasi.
Di aplikasi Jenius pun sudah ada fitur Investment Reksa Dana. Di sana kamu bisa mengetahui profil risiko kamu dengan menjawab beberapa pertanyaan, dan hasilnya bisa jadi pertimbanganmu beli instrumen investasi.
Baca juga: 5 Alternatif Pekerjaan untuk Penghasilan Tambahan
Kenalan Sama Instrumen Investasi
Pada acara kedua, Kak Theo mengulas kembali bahasan pondasi keuangan sebelum mulai investasi. Serunya lagi, pada kesempatan ini Kak Theo ngulik instrumen investasi!
Pertama ada reksa dana pasar uang. Isinya deposito dan obligasi (50:50) yang risk & reward-nya termasuk low (4-6% per tahun). Instrumen ini bisa jadi alternatif taruh dana darurat karena berisiko rendah, liquid, dan jangka pendek (kurang dari 1 tahun).
Selanjutnya ada reksa dana pendapatan tetap di mana isinya deposito (20) dan obligasi (80) dengan risk & reward termasuk moderate (7-8%) dan jangka menengah (1-5 tahun).
Ada juga reksa dana saham yang cocok buat investasi jangka panjang (di atas 5 tahun) dengan risk & reward dari moderate sampai high (12-15%). Jangka waktunya lebih dari 5 tahun–dan dapetin 15% profit tuh udah bagus banget.
Yang terakhir, ada reksa dana campuran. Ini merupakan reksa dana campuran berbagai macam instrumen yang juga cocok buat investasi jangka panjang (di atas 5 tahun) dengan risk & reward dari moderate ke high (9-11%).
Kak Theo kasih tips juga, kalau ada yang kasih iming-iming investasi return-nya gede banget, kamu wajib curiga ya, Co.Creators. Soalnya investasi itu ya musuhnya waktu. Gak bisa instan dengan cara cepat kayak begitu.
Buat tau reksa dana apa yang cocok, kembali ke profil risikomu. Kamu juga harus tau tujuan kamu berinvestasi dan melakukan riset (Manajer Investasi, AUM, expense, sharpe, atau return).
Baca juga: Hal yang Wajib Kamu Tau untuk Mulai Berinvestasi
Trading versus investing
Yang cukup insightful, dalam acara tersebut Kak Theo menjelaskan kenapa saham bisa jadi instrumen alternatif untuk dipilih. Dalam acara tersebut, beliau pun menjelaskan kenapa ada yang gagal “bermain” saham. Alasannya adalah kebanyakan gak bisa membedakan antara investing atau trading.
Meski terkesan sepele, langkah kecil kayak belajar membedakan mana yang investing dan mana yang trading tuh juga bisa jadi pondasimu nantinya untuk mulai berinvestasi lho, Co.Creator.
Simpelnya sih, kalo trading lebih ke aktivitas jual beli saham secara aktif. Namanya “berjualan”, tentu harus meluangkan banyak waktu buat ngeliat indeks saham yang fokus melihat harga. Transaksinya pun bisa dalam satu hari bahkan hitungan jam. Berbeda dengan investasi yang transaksinya lebih panjang.
TRADING | INVESTING |
Active income | Passive income |
Short term | Middle-long term |
Focus on price | Focus on value |
Sering monitoring | Jarang monitoring |
Transaksi sering (harian) | Transaksi bulanan sampai tahunan |
Analisis teknikal | Analisis fundamental |
Trading sendiri punya 2 jenis, yaitu:
- Daily trading: melakukan jual beli saham dalam satu hari menggunakan chart 5-60 menit.
- Swing trading yang terbagi jadi dua. Pertama, short-swing trading yang melakukan trading dalam rentang maksimal 3 hari dengan chart 30-60 menit. Kedua, long-swing trading yang melakukan trading dalam rentang 3-30 hari dengan chart 1-7 hari.
Sementara itu investing terbagi jadi 3, yaitu
- Growth investing: berinvestasi pada saham perusahaan yang punya potensi pertumbuhan tinggi dengan harga wajar maupun cukup mahal.
- Dividend investing: berinvestasi pada saham perusahaan yang punya fundamental sehat dan konsisten memberikan deviden dalam jumlah besar.
- Value investing: berinvestasi pada saham perusahaan yang punya kinerja keuangan yang baik dengan valuasi murah (terdiskon).
Gimana? Mulai tercerahkan soal investasi? Legit banget ya materinya. Kamu juga bisa langsung cari tau profil risiko kamu di aplikasi Jenius.Selesai acara, para peserta pun saling berinteraksi dan ada makan-makannya!
Makanya, jangan sampai ketinggalan acara Jenius Co.Create ya. Ada usul bikin acara kayak gimana lagi nih? Mau absen buat yang sudah ikutan kemarin? Atau mau sharing soal investasi? Yuk mulai dengan langkah kecil lewat share di kolom komentar.
Comments ( 1 )