Sejauh ini saya banyak mendapat pertanyaan apakah ada tips keuangan untuk kondisi saat ini, apa yang perlu dipersiapkan dan seberapa jauh pandemi dan PSBB (Pembatasan Sosial Berskala Besar) ini bisa memengaruhi keuangan kita. Ini pertanyaan yang bagus dan perlu disikapi dengan serius. Imbauan pemerintah untuk melakukan upaya pencegahan penyebaran virus COVID-19 secara gak langsung juga akan berdampak pada perekonomian, terutama di sektor riil. Maka, kita perlu untuk mengevaluasi kesiapan keuangan rumah tangga. Seberapa jauh keuangan kita ini bisa bertahan, terutama jika penyebaran virus terus berjalan dan akhirnya PSBB harus diperpanjang?
Pertama adalah cek tabungan, terutama tabungan dana darurat. Idealnya tabungan dana darurat ini bisa meng-cover sekitar 3-6 bulan pengeluaran termasuk cicilan utang dan kewajiban pajak. Jika belum memadai, selama situasi memungkinkan coba sedikit-sedikit ditambah. Akan sangat berguna jika ternyata situasi malah menjadi semakin buruk.
Kedua, pertimbangkan kesinambungan cicilan utang bagi yang saat ini ada berbagai cicilan. Bisa dengan cara melunasi sebagian cicilan, atau bisa juga melakukan negosiasi ulang serta restrukturisasi utang. Baik dengan mencari pinjaman lunak berbunga yang lebih rendah, atau dapat juga dengan memperpanjang tenor pinjaman untuk sementara waktu agar cicilan menjadi lebih ringan. Negosiasikan dan cari solusi saat belum menjadi masalah dan situasi keuangan masih dalam kondisi terkendali. Jika memungkinkan, lunasi utang-utang yang memang dirasa gak perlu dan jangan mengambil utang apa pun untuk sementara waktu.
Ketiga, turunkan gaya hidup menjadi lebih sederhana (pertahankan jika memang sudah bergaya hidup sederhana). Utamakan hanya pengeluaran-pengeluaran dasar dan penting. Jaga keuangan agar dapat bertahan sepanjang mungkin. Kita belum tau seberapa jauh efek pandemi ini akan berlangsung. Dan salah satu cara bertahan adalah dengan menjaga pengeluaran tetap rendah untuk sementara waktu ini. Yang masih memperoleh pendapatan rutin berupa gaji, bersyukur dan simpan sebagian penghasilan untuk menambah dana darurat. Dan bagi yang usahanya sudah mulai terpengaruh karena turunnya penjualan, coba bersiap-siap. Bukannya gak mungkin setelah ini penerimaan akan turun, dan gaji berkurang separuhnya jika ternyata harus bekerja di rumah.
Keempat, jangan lupa membantu orang-orang di sekitar kita yang upah dan penghasilannya harian. Mereka yang kurang beruntung gak bisa stok beras, mi instan, dan sebagainya karena mengandalkan penghasilan harian. Beli produk dan jasa mereka sesuai kemampuan. Yang longgar membantu yang lemah dan saling bergotong royong secara ekonomi. Bayangkan warung yang biasanya kamu sambangi saat makan siang di kantor, sopir ojek online yang mengantar anak sekolah, saat ini penghasilan mereka pun pasti terbatas dan berkurang. Setiap sen uang kamu berarti bagi mereka.
Kelima, cek kesediaan berbagai asuransi yang penting seperti asuransi kesehatan dan jiwa. Cek isi polis apakah dalam situasi wabah proteksi tetap berjalan. Jika memberatkan, apakah perlu penyesuaian dan pertimbangan ulang? Jangan sampai kondisi keuangan melupakan ketahanan proteksi. Jangan sampai gangguan keuangan yang lebih serius lagi terjadi dan akhirnya gak ter-cover oleh asuransi.
Keenam, tetap optimis. Kita berharap situasi akan kembali seperti semula dan kondisi keuangan juga akan kembali pulih. Dan di saat itu ingat-ingatlah pondasi keuangan yang sudah kamu bangun saat longgar adalah solusi ketika masa sulit, sehingga di masa yang akan datang dapat menjadi pelajaran berharga bagi kita semua.
Stay safe, healthy and happy!
Comments ( 0 )