Aaa… terima kasih kak Fakhrisina, artikelnya sangat cocok buat saya saat ini🙈😆
“Kamu harus menyesuaikan diri dengan segala kejadian hidup karena perubahan bukan cuma secara fisik tapi juga emosi, pikiran, pola hidup, termasuk juga finansial.”
Perubahan dalam hidup dan stres yang menyertai
Banyak orang menganggap stres selalu dihasilkan oleh kejadian atau perubahan yang kurang menyenangkan dalam hidup.
Padahal, apa pun kejadian atau perubahan yang dialami—menyenangkan atau gak—sama-sama berpotensi memicu stres dalam diri. Hal ini disebabkan adanya adaptasi yang harus kamu lakukan saat menghadapi kejadian atau perubahan, dan kamu gak selalu siap beradaptasi.
Sebagai seorang individu, saya pribadi mengalami berbagai perubahan hidup dalam 2 tahun terakhir: kehilangan orang tua, punya pekerjaan baru, menikah, dan yang baru-baru ini menjadi salah satu sumber stres gak terduga adalah kehamilan.
Pertama kali tau bahwa saya hamil, perasaan saya campur aduk: kaget, senang, bingung, dan yang paling banyak adalah cemas.
Bisa gak ya saya menjadi seorang ibu? Bisa gak ya saya menjalani multi-peran; gak cuma sebagai wanita karier, tapi juga sebagai seorang istri dan ibu? Bisa gak ya saya memenuhi kebutuhan anak saya nanti kalau dia sudah lahir? Bagaimana ya hidup saya setelah ini?
Pernikahan, kehamilan, pekerjaan baru, atau bahkan rumah baru adalah contoh dari sekian banyak hal menyenangkan yang terjadi dalam hidup, tapi juga tetap berisiko bikin kamu stres.
Kemampuan beradaptasi kamu menentukan apakah stres yang kamu alami akan berlarut-larut dan berkepanjangan, atau bisa dilalui dengan cepat.
Nah, kemampuan beradaptasi bukan sesuatu yang instan dan hanya dimiliki oleh orang-orang tertentu. Namun, kamu juga bisa kok melatih kemampuan beradaptasi dari hal-hal kecil dan sederhana dalam keseharian.
Baca juga: Langkah Kecil untuk Bangkit Setelah Terkena Layoff
Perubahan dan adaptasi
Menurut Sunaryo dalam bukunya Stres, Adaptasi, dan Mekanisme Pertahanan Ego (2004), adaptasi atau juga bisa disebut penyesuaian diri merupakan usaha seseorang untuk mengatasi kesulitan dan hambatan. Segala kejadian dan perubahan dalam hidup yang besar tentu memerlukan adaptasi yang besar juga.
Saat menikah, misalnya, kamu mesti bisa beradaptasi dari kegiatan yang biasa dilakukan sendiri menjadi berdua; keputusan yang semula bisa diambil secara mandiri menjadi sesuatu yang harus dikompromikan; serta menoleransi kebiasaan yang berbeda dari pasangan.
Begitu pula dengan kehamilan yang harus beradaptasi dengan perubahan hormon dan bentuk tubuh, persiapan peran yang bertambah sebagai orang tua, juga alokasi dana melahirkan.
Pekerjaan baru, rumah baru, dan perubahan yang lain juga memiliki tantangan beradaptasi masing-masing. Pekerjaan baru menuntutmu untuk bisa mengikuti ritme dan cara kerja yang kemungkinan besar berbeda dengan pekerjaan sebelumnya.
Rumah baru menuntutmu untuk bisa beradaptasi—gak cuma dengan rumah itu sendiri, tapi juga sama tetangga atau bahkan mungkin cicilan.
Kamu harus menyesuaikan diri dengan segala kejadian hidup karena perubahan bukan cuma secara fisik tapi juga emosi, pikiran, pola hidup, termasuk juga finansial.
Gak bisa dimungkiri, salah satu yang menjadi kecemasan pribadi saya saat mengalami perubahan hidup dalam setahun terakhir adalah perkara finansial.
Saat awal menikah, saya masih bisa beradaptasi dengan cukup cepat karena gak ada perubahan yang terlalu signifikan dalam keuangan kami.
Namun, saya mulai mencemaskan pemasukan saya dan suami kalau nanti bayi kami lahir.
“Cukup gak, ya?” Begitu pikiran saya setiap kali membayangkan kebutuhan hidup kami nanti gak lagi hanya tentang kami berdua. Ada popok, susu, baju bayi, dan tetek bengek lain yang harus dipikirkan setiap bulan.
Pikiran sarat kecemasan ini membuat saya jadi stres selama beberapa waktu. “Gimana cara mengatasi semua ini?”
Baca juga: Langkah Kecil untuk Mulai Investasi
Langkah kecil untuk adaptasi
Sebagaimana banyak hal dalam hidup, adaptasi juga dipengaruhi oleh banyak faktor, di antaranya adalah kondisi fisik saat harus beradaptasi.
Fisik yang sehat membuat kamu lebih gampang beradaptasi dibandingkan saat fisik kamu lagi gak fit. Lalu ada proses belajar dan pengalaman; makin sering berjumpa dengan perubahan maka kamu bakal makin menguasai cara menghadapi perubahan lain.
Kemudian faktor lingkungan; dukungan dari orang-orang terdekat biasanya membuat kamu bisa mengelola stres yang muncul sehingga dapat beradaptasi dengan lebih baik. Dan yang terakhir, tentu kepribadian masing-masing orang.
Secara internal diri, adaptasi kamu dalam hidup ditentukan melalui hal-hal yang muncul dari dalam diri.
Pertama, adanya kemauan dan kemampuan untuk berubah. Adaptasi adalah proses yang dinamis dan berkelanjutan, sehingga untuk bisa melakukannya perlu ada kemauan yang kuat dari dalam diri.
Kedua, memiliki kemampuan untuk mengatur diri. Hal ini juga berarti mampu mengendalikan diri dalam memberikan respons yang sesuai terhadap kejadian atau perubahan yang dialami.
Ketiga, realisasi diri. Realisasi diri berarti kamu sebagai manusia paham kondisi diri kamu dan mau mengembangkan potensi untuk mencapai tujuannya.
Kamu tau dan sadar kekurangan serta kelebihan diri kamu, juga mau menerima diri kamu secara utuh.
Pemahamanmu tentang diri kamu sendiri bakal memudahkan kamu mengenali cara yang paling baik dan efektif dalam beradaptasi, sehingga perubahan dan kejadian dalam hidup gak membuat kita stres berkepanjangan.
Butuh waktu yang mungkin gak sebentar untuk saya pribadi menyesuaikan diri dengan segala perubahan hidup yang terjadi.
Namun, dengan adanya kemauan untuk mengatasi rasa gak nyaman yang muncul, ditambah dengan dukungan orang-orang terdekat, saya dapat melewati masa adaptasi dengan baik dan dapat merencanakan langkah selanjutnya dengan lebih tenang dan bahagia.
Baca juga: Di Balik #langkahkecilhariini Sophia Latjuba & Eva Celia
Melakukan #langkahkecilhariini
Seperti yang sudah disebutkan sebelumnya, adaptasi adalah proses yang dinamis dan berkelanjutan. Karena akan selalu kita hadapi, gak ada salahnya untuk melatih kemampuan kita beradaptasi dengan langkah kecil setiap hari.
Misalnya untuk mempersiapkan pernikahan, kehamilan, dan pengalaman hidup lainnya, kita bisa lakukan dengan banyak cara: membaca referensi, berdiskusi dengan orang lain yang sudah pernah mengalami, serta mengenali kebutuhan serta kemampuan diri sendiri.
Untuk mengantisipasi adanya kejadian yang gak terduga dan membutuhkan biaya, kamu bisa mulai menyisihkan pendapatan dengan tetap mempertimbangkan kebutuhan primer ke dalam Flexi Saver.
Atau kalau sudah punya cukup uang untuk kebutuhan dan dana darurat, kamu bisa menggunakan Maxi Saver sebagai simpanan dana untuk digunakan di kemudian hari.
Karena sadar bahwa akan ada pengeluaran tambahan di kemudian hari, sejak saat ini saya mulai memisahkan keuangan untuk keperluan harian dan keperluan anak di masa yang akan datang.
Sekarang mungkin yang disisihkan gak terasa banyak, tapi beberapa waktu lagi—saat dibutuhkan—keuangan yang sudah saya kelola bakalan sangat berguna.
Perencanaan ini membuat ketegangan dan kecemasan saya menurun. Saya jadi lebih bisa memikirkan hal-hal lain dan menjalani proses perubahan yang terjadi dengan lebih tenang.
Selain finansial, saya juga meredakan ketegangan dan kecemasan dengan melakukan aktivitas yang saya sukai baca buku, nonton film, makan enak, dan apa pun yang bisa membuat saya senang.
Mengenali apa yang bisa membuat perasaan kamu lebih baik juga membantu kamu untuk bisa melewati saat-saat gak nyaman ketika harus beradaptasi.
Kita memang gak bakalan pernah tau kejadian dan perubahan apa yang mungkin terjadi dalam hidup, tapi sama sekali gak salah kok kalau kamu bisa mempersiapkan diri menghadapi kemungkinan-kemungkinan tersebut agar lebih mudah beradaptasi.
Perubahan dari wanita lajang menjadi seorang istri dan calon ibu merupakan sebuah pengalaman yang memberikan banyak pelajaran.
Saya jadi belajar kalau perubahan dan situasi tidak menyenangkan bisa dihadapi, meski perlu langkah-langkah kecil untuk mengawalinya.
Tentu, langkah satu orang dengan yang lain gak sama. Ada yang melangkah cepat, ada yang lambat. Ada yang langkah kecilnya cukup besar, ada yang gak terlalu besar.
Setiap orang punya ritme langkah masing-masing. Dan gak ada yang salah. Yang salah adalah kalau kamu gak mau memulai langkah kecil untuk beradaptasi dengan perubahan. Karena, melangkah, sekecil apa pun, tetap akan membawa kamu bergerak maju. Iya, kan?
Kepingin berbagi tentang pengalaman kamu memulai
#langkahkecilhariini seperti Kak Fakhrisina?
Kamu bisa ikutan kompetisi blog Jenius Co.Create lho.
Kamu berkesempatan dapetin Rp1 juta beserta merchandise eksklusif.
Silakan klik banner di bawah ini, ya!
Comments ( 1 )