Saat kuliah atau kerja di luar negeri, mengatur finansial terasa lebih menantang. Entah itu karena biaya dasar sehari-hari yang berbeda karena nilai mata uang, atau karena gaya hidup yang gak sama dengan di tanah kelahiran.
Dalam Co.Creation Week 2022; Amel, salah satu Co.Creator, bercerita pada Certified Financial Planner (CFP) dari OneShildt mengenai kendala finansial yang kini dialaminya sebagai mahasiswi sekaligus pekerja di Osaka, Jepang.
Baca juga: Hal yang Wajib Kamu Tau untuk Mulai Berinvestasi
Kendala finansial Amel di luar negeri
Kini Amel sedang berkuliah dan bekerja di Osaka. Ia sudah gak lagi menerima uang saku dari orang tua, jadi sumber pendapatannya tergantung dari dirinya sendiri.
Bisa dibilang, sering kali pengeluarannya lebih besar daripada pendapatan. Makanya, ia terpaksa berutang dan belum bisa menyisihkan uang buat menabung.
Setelah Amel mengecek cash flow, ternyata pengeluaran terbesar adalah untuk bayar utang dan kebutuhan rumah tangga. Ia sendiri sudah menekan biaya lifestyle sampai nyaris gak ada. Namun, tetap saja cash flow berantakan.
Jadi, apa yang mesti Amel lakukan biar cash flow-nya membaik?
Baca juga: Menentukan Tujuan Finansial Buat yang Sudah Berkeluarga
Penyelesaian masalah untuk masalah finansial Amel
Setelah melakukan diskusi bersama CFP, terdapat beberapa poin yang bisa Amel lakukan. Poin-poin ini bisa dilakukan asalkan ia masih menjaga gaya hidupnya seperti sekarang.
Kira-kira, apa saja langkah yang harus Amel tempuh? Yuk, disimak.
1. Fokus melunasi utang
Amel mesti fokus melunasi utang, jangan sampai menambahnya lagi. Yang namanya utang pasti bikin gelisah, jadi harus diprioritaskan penyelesaiannya.
Amel harus mengencangkan ikat pinggang dalam pengeluaran biar utang segera terbayar. Alangkah lebih baik kalau ia bisa menargetkan kapan utang itu lunas, misalnya target 1 tahun.
Amel bisa memanfaatkan nilai jual Yen Jepang (JPY) dari bank negara studinya. Ketika harga sedang turun, ia bisa mentransfer langsung. Jika nilai jual Yen sedang naik, ia bisa menjualnya lagi ke Rupiah.
Amel juga bisa menambah baito/part time yang ringan jika masih ada waktu luang dan masih memungkinkan.
Baca juga: Remittance: Cara Jenius Kirim & Terima Mata Uang Asing
2. Tambah dana darurat
Ketika ditelisik lagi, ternyata Amel sudah mulai menyimpan dana darurat. Ia disarankan untuk melunasi utangnya dulu, baru mulai menambah dana darurat miliknya.
Dana darurat yang dimiliki Amel baru mencapai 2 kali pengeluaran bulanan. Ia bisa mulai menambah pos tersebut sampai total ideal (3-6 kali pengeluaran bulanan) setelah utangnya lunas.
Amel bisa memakai sistem kantong pengeluaran untuk memisahkan dana darurat biar gak tercampur.
Baca juga: Menentukan Prioritas Tujuan Finansial Buat si Lajang
3. Mulai berinvestasi
Saat utang sudah lunas dan dana darurat terpenuhi, surplus keuangan yang Amel miliki bisa difokuskan untuk berinvestasi.
Meski berada di luar negeri, Amel disarankan berinvestasi di Indonesia. Hal ini dikarenakan bunga serta iklim investasi di Indonesia masih lebih baik dibandingkan di luar negeri. Jadi, Amel bisa mengejar return yang lebih tinggi.
Namun, kalau belum paham soal investasi, Amel bisa melakukan investasi leher ke atas dengan menambah wawasan investasi buku ataupun artikel dan kelas finansial.
Saat sudah merasa mantap, Amel bisa melakukan investasi reksa dana pertamanya.
Baca juga: Investasi yang Gak Bakal Bikin Rugi
Nah, itu tadi cerita dari Amel yang tinggal di Osaka. Ada yang punya kisah serupa kayak Amel dan punya tips biar bisa survive secara finansial di negeri orang? Share yuk di kolom komentar.
Comments ( 0 )