Arsyad adalah Co.Creator berusia 30 tahun yang sudah beristri dan punya anak berusia 3 tahun. Sebenarnya Arsyad dan istri sama-sama punya penghasilan karena keduanya merupakan karyawan swasta.
Kebutuhan keseharian Arsyad dan sekeluarga pun selalu terpenuhi. Akan tetapi, Arsyad dan istri selalu bingung kenapa gak pernah bisa menyisihkan uang untuk menabung.
Lalu suatu ketika, Arsyad sempat terkena pemutusan hubungan kerja (PHK). Ketika mendapat pesangon, ia lebih memilih untuk beli kendaraan, mudik, dan merenovasi rumahnya.
Untunglah setelah terkena PHK, gak lama Arsyad mendapat pekerjaan lagi. Dan ternyata, ia masih punya 2 cicilan yang mana masing-masing baru bisa lunas pada 1 tahun mendatang dan 1,5 tahun mendatang.
Baca juga: Dari Working Mom Jadi Full-time Mom
Bingung menentukan tujuan finansial dalam berkeluarga
Arsyad dan istri pun makin bingung dengan prioritas tujuan finansial keluarga mereka. Bahkan, mereka pun baru sadar belum menyiapkan dana pendidikan untuk buah hatinya. Apa yang harus mereka lakukan?
Nah, dalam Jenius Financial Workshop Co.Creation Week 2021 (JFW CCW21) lalu, Arsyad berkesempatan untuk berdiskusi dengan trainer dari QM Financial. Mau tau apa saja rekomendasi yang diberikan sang trainer? Yuk simak!
Fokus dalam melunasi utang
Yang namanya utang, pasti bikin resah. Ditambah lagi ketika diteliti, rasio utang dari pendapatan keluarga Arsyad cukup tinggi: nyaris 50%. Gak heran mereka sulit menabung.
Biar cash flow sehat, Arsyad harus segera melunasi utangnya. Seenggaknya, dalam 1 tahun ke depan cicilan Arsyad akan segera lunas dan saat itu ia bisa menyisihkan uang yang biasanya untuk bayar cicilan untuk ditabung.
Baca juga: Hal yang Wajib Kamu Tau untuk Mulai Berinvestasi
Menambah penghasilan
Opsi untuk menambah pendapatan tentu selalu ada. Salah satu caranya adalah dengan berbisnis. Arsyad punya bisnis keluarga yang selama ini enggan digeluti dengan alasan bekerja.
Sebenarnya opsi mengelola usaha keluarga ini bisa dijadikan pertimbangan untuk menambah penghasilan agar income bertambah. Yang jelas, ketika yakin mau berbisnis, Arsyad harus memisahkan catatan penghasilannya agar nanti bisa dievaluasi.
Menyusun 3 tujuan finansial utama
Agar bisa fokus mengelola keuangan, tentu harus ada skala prioritas dalam menentukan tujuan finansial utama. Arsyad yang gak bisa menabung harus berusaha menyisihkan keuangan berapa pun itu agar jadi kebiasaan.
Nah, ketika habit sudah mulai terbentuk Arsyad bisa memperbesar nominal menabungnya saat utang pertama selesai. Dalam hal ini, ia bisa membuat 3 pos tujuan finansial utama yang mana bisa memanfaatkan fitur Flexi Saver.
Pos pertama adalah pos dana darurat. Pos ini bisa didapatkan dari menyisihkan uang THR (tunjangan hari raya) dan melakukan otodebit penghasilan bulanan ketika 2 cicilannya selesai.
Baca juga: Menentukan Prioritas Tujuan Finansial Buat si Lajang
Arsyad disarankan seenggaknya punya dana darurat 1 kali pengeluaran bulanan. Setelah itu bisa ditingkatkan secara bertahap sampai 4 laki di produk dengan risiko rendah kayak tabungan atau reksa dana pasar uang.
Setelah pos tersebut terpenuhi, pelan-pelan tabung untuk pos kedua yaitu dana pendidikan anak dan pos ketiga menambah modal bisnis keluarga.
Dalam mencapai tiga pos tujuan finansial utama tersebut, tentu Arsyad dan istri mesti pelan-pelan. Membenahi cash flow dengan adanya utang memang gak mudah. Asal sabar dan berkomitmen, mereka pasti bisa mencapai tujuan tersebut.
Baca juga: Keuangan dalam Pernikahan Perlu Strategi
Begitulah kisah Arsyad dalam mere-kreasi finansial keluarganya. Dan cerita Arsyad ini menutup seri Re-kreasi Finansial di Jenius Co.Create. Semoga cerita ini bisa bikin kamu tambah Sampai ketemu di seri lainnya ya, Co.Creators!
Comments ( 0 )