“..kelihatan kayak orang malas, tapi bukan berarti kamu pemalas!” Mantap! Setuju banget. Apa yang dilihat belum tentu kenyataannya demikian. Jadi gak bisa ngelabel orang segampang itu. 🙂
“Umur 22 lulus kuliah dan kerja digaji 5 juta; umur 23 gaji dua digit; umur 28 dapetin 200 juta pertama; umur 30 nikah, dapetin 1 miliar pertama; umur 35 akhirnya resign.”
Gak jarang kita dengar atau baca pengalaman “orang sukses” yang hendak memotivasi, tapi justru bikin overthinking atau malah jadi pressure.
Harus produktif, mesti bisa multitasking, dan sebagainya. Padahal gak ada salahnya lho bersantai dengan memperlambat langkah sampai menemukan keseimbangan diri. Pasti capek rasanya mengikuti kecepatan kerja yang ditetapkan oleh standar masyarakat.
Kalau begitu, mungkin kamu mesti belajar filosofi kungkang. Eh, gak salah tuh? Meski menggemaskan, bukannya kungkang hewan pemalas? Jangan salah, kungkang termasuk hewan yang berhati-hati dalam bertindak.
Kamu bisa terapkan hidup ala kungkang yang digagas oleh Jennifer McCartney! Dalam bukunya, The Little Book of Sloth Philosophy, beliau mengenalkan metode SLOW yang bisa diterapkan dalam hidup.
Baca juga: Mengenali Stres Akibat Pandemi, Kamu yang Mana?
1. Sleep in
Ngerasa capek tuh wajar, makanya kita perlu istirahat. Tapi gak sedikit orang berbangga-bangga dengan waktu tidur mereka yang di bawah 6 jam. Menurut Brunilda Bazario dalam WebMD, rata-rata manusia padahal butuh istirahat 7-9 jam per hari lho.
Kungkang pun sangat menikmati hidup dengan istirahat sekitar 10 jam. Kalau kamu punya hobi rebahan dan memang lagi gak ada sesuatu yang mesti dikerjakan, why not?
Beristirahat kan bagus juga buat kesehatan. Bahkan, bisa bikin kamu fokus mengerjakan sesuatu setelahnya. Jadi, jangan suka glorify kalau jam tidurmu kurang, ya!
2. Leave your phone at home
For your information, Indonesia termasuk 4 negara paling banyak menggunakan smartphone tiap harinya (4-5 jam). Padahal, smartphone maksimal digunakan 2 jam saja (Corey Pemberton, 2018).
Kayak kungkang yang selalu fokus melakukan aktivitas, kamu juga bisa terapkan dengan gak bawa HP saat mengerjakan aktivitas tersebut. Mau jajan ke minimarket? Gak usah deh bawa HP. Mau quality time bareng orang terdekat? Simpan HP kamu di tas!
Penting lho buat kamu “memutus koneksi” dari gadget tersebut dan bernapas. Lagi pula, keseringan main HP tuh ada dampak negatifnya lho. Misalnya kerusakan saraf tepi (neuropati), kerusakan mata, sampai ke gangguan psikologis.
Baca juga: Perlu Gak sih Detoks Media Sosial?
3. Opt out
Gak tiap saat kamu mesti produktif dan gak semua tugas harus diselesaikan saat itu juga. Gak apa-apa kok kamu menunda kerjaan selama deadline-nya masih lama.
Menunda-nunda pekerjaan gak selamanya buruk. Bisa saja dengan gak ngapa-ngapain kamu sedang menjaga kesehatan mental kamu.
Belajarlah seperti kungkang: bukannya jadi pemalas melainkan menikmati hidup, dan gak suka mempersulit diri sendiri dengan ngeliat kehidupan orang lain.
4. What’s the rush?
Memang ada hal yang harus diburu-buru dalam pengerjaannya, tapi kamu kan mesti jaga energi kamu jangan sampai habis buat hal itu.
Tulis semua pekerjaan yang mesti dikerjakan, lalu pilah lagi mana yang utama: mana yang harus dikerjakan dengan tergesa, mana yang bisa dilakukan dengan santai.
Baca juga: Memahami Self-Care: Beda Orang, Beda Cara
Selain metode SLOW, kamu juga bisa belajar bahwa gak selamanya harus mengikuti “standar” yang orang lain buat. Lambat seperti kungkang gak ada salahnya. Bahkan olahraga kayak yoga dan achieve 1.000 langkah per hari sama bermanfaatnya dengan olahraga lain.
Kamu bisa ikut menikmati hidup seperti kungkang dengan berbagai aktivitas yang “memperlambat” kayak baca buku, menikmati musik instrumen, atau bahkan menikmati aktivitas “bernapas” kamu!
Kalau sudah menerapkan filosofi hidup ala kungkang, kamu akan kelihatan kayak orang malas, tapi bukan berarti kamu pemalas! Ingat, gak semua harus ikut standar hidup orang lain.
Baca juga: Self-Love: Cara Menyayangi Diri Sendiri
Yuk, terapkan filosofi kungkang biar hidup lebih bahagia. Sekecil atau selambat apa pun langkah kamu, tetap bisa kamu rayakan untuk menikmati hidup. Apa saja #langkahkecilhariini yang sudah kamu apresiasi? Ceritakan yuk di kolom komentar.
Comments ( 6 )