Kawah Ijen, berlokasi diantara kabupaten Banyuwangi dan kabupaten Bondowoso, Jawa Timur. Sebelumnya emang gak ada niat main ataupun berangkat ke sana karena emang gak begitu tertarik untuk liburan ke Banyuwangi. Selain itu, itinerary dari awal itu sebenarnya ke Bali. Tapi temen saya mengatakan bahwa ada tempat yang asik dan estetik banget di Banyuwangi dan denger-denger dari tempat ini merupakan salah satu tempat yang masuk keajaiban dunia yang amazing banget. *Tapi apa?* dalam hati bertanya-tanya. Akhirnya saya memutuskan untuk browsing Blue Fire Kawah Ijen dan ketemu! Ternyata di tempat ini terdapat Blue Fire yang hanya ada dua di dunia.
Eitss tapi bukan api yang ada di kompor gas ya kawan. Api yang keluar dari Kawah Ijen ini merupakan api berwarna biru terang yang sangat langka. Untuk menyaksikannya kita harus ketempat ini jam 1–2 pagi serta harus mendaki dan menahan dinginnya suhu di atas gunung atau kawah.
Saya semakin penasaran dan bersemangat untuk mampir kesana serta membuktikan apa yang di katakan temen saya itu benar-benar nyata. Dengan tekad bulat dan tanpa berpikir panjang, akhirnya saya memutuskan untuk berangkat ke Banyuwangi! Saya kesana menggunakan pesawat terbang, lalu di lanjutkan dengan travel bus Cipaganti yang sangat nyaman, karena saya bisa selonjoran sambil tidur nonton TV di dalam bus tanpa merasa lelah.
Akhirnya, kita sampai di lokasi dan siap berangkat ke daerah Gunung Ijen subuh-subuh karena target saya dan rombongan ingin melihat sunset di Gunung Ijen. Setelah sampai saya dan rombongan mencoba mendaki Gunung Ijen dengan track hiking-nya yang lumayan ekstrim,. Mengingat ini pendakian pertama buat saya dan rombongan, kami berpikiran untuk mengambil ancang-ancang dan pemanasan terlebih dahulu sebelum memulai kegiatan pendakian. Salah satu motivasi yang mendorong kami adalah saya dan rombongan gak boleh ketinggalan sunset dan juga pemandangan “Blue Fire” di danau kawah yang bersifat asam yang berada di puncak Gunung Ijen setingi 2.799 mdpl ini!
Track perjalanan yang panjang, terjal, serta berkelok-kelok tidak membuat saya menyerah, sebaliknya malah bersemangat 45. Lampu penerangan di sana kurang, akhirnya saya dan rombongan hanya mengandalkan senter. Kami pun semakin semangat dan tertantang. Foto di atas merupakan jalur yang kami lewati saat kami turun Gunung/Kawah Ijen karena langit sudah terang dan saya juga bisa mengambil gambar.
Setelah perjalanan yang panjang akhirnya yang dinantikan pun tiba, kami sampai di pusat Blue Fire Kawah Ijen tepat pukul 02.00 pagi, kami mengabdikan momen bersejarah dan indah tersebut. Saya dan rombongan sangat mengagumi dan bersyukur dengan keindahan dan keagungan ciptaan Tuhan yang sangat indah ini, namun karena terhalang gelapnya langit dan pekatnya belerang di sekitar Kawah Ijen, maka saya hanya bisa mengambil video Blue Firenya dari kejauhan saja. Belerang yang dikeluarkan pun sangat banyak dan berbahaya sehingga kita tidak bisa berada terlalu dekat. Meski demikian, perjalanan ini tetap menjadi suatu kebanggaan bagi saya. Petualangan yang menakjubkan ini sungguh tidak akan terlupakan.
Setelah menyaksikan Blue Fire dari dekat selama 30 menit, kami akhirnya naik kembali keatas, karena belerang yang di keluarkan di kawah ijen mengandung kandungan sulfur yang berbahaya. Jika terlalu banyak dihirup akan menyebabkan gangguan pernafasan bahkan bisa menyebabkan kematian.
Kami pun memutuskan untuk turun dan keluar dari zona berbahaya (sulfur). Saat itu langit sudah terang jadi saya dan rombongan bisa mengabdikan momen langka tersebut.
Saya menyesal tidak bisa berlama-lama di Banyuwangi. Selain karena di sini yang indah, juga merupakan kesempatan bagi saya melihat Blue Fire yang hanya 2 di dunia (fyi, satu lagi berada di Islandia).
Selain Kawah Ijen saya juga sempat bertualang ke Pantai Boom dan mencoba makanan enak di sini yaitu nasi merah khas Banyuwangi, baru kemudian lanjut berangkat ke Bali lewat pelabuhan Gilimanuk.
Nah, Sekian cerita saya di Banyuwangi, sekarang saya akan sharing cerita yang paling istimewa 🙂
Pengalaman saya menggunakan Jenius lebih berguna saat saya di Bali, karena pembayaran di Kawah Ijen dan Pantai Boom rata-rata masih pakai uang. Saar #jalan2Jenius di Bali, saya memanfaatkan Kartu Debit Jenius untuk mengelola pengeluran saya seperti biaya makan, bayar hotel, dan bayar belanjaan serta oleh-oleh. Alhasil, pengeluran lebih teratur dan gak perlu bawa uang cash. Ribet juga sih bawa dompet kemana-mana hahaha. Oh ya, sedikit cerita saya juga pakai Split Bill di tempat makan dengan kawan saya, jadi gak perlu deh nagih-nagih uang ke temen dan repot buat mengembalikan uang kembaliannya, karena udah di split atau di bagi dengan akun Jenius temen saya dan langsung terpotong otomatis di akun mereka masing-masing.
Jenius ini bermanfaat banget buat transfer ke bank lain tanpa biaya transaksi. Selain itu Jenius juga sudah terintegrasi dengan Visa, jadi gampang banget buat bayar di luar negeri dan di kota lain seperti Bali yang rata-rata pembayarannya pake Visa. Saya hanya tinggal tap aja, enak banget dan praktis buat bayar segala keperluan.
Di Bali, saya juga berangkat ke pemandian air panas di Banjar Hotspring, setelah berendam ria di Banjar Hotspring sayapun menginap di Pondok Wisata Griya Sari yang tidak jauh dengan lokasi pemandian air panas ini, pembayarannya pun ydengan Kartu Visa Jenius, cashless deh.
Terakhir saya mau sharing saja, perjalanan yang saya mau wujudkan adalah membawa Papa Mama saya untuk berangkat ke Bali dan Hongkong. Mama saya mau ke Bali sedangkan Papa ke Hongkong, keduanya udah pengen banget yang namanya jalan-jalan cuman ya lagi-lagi karena alasan klasik yaitu terkendala dana jadi saya harus mencari cara agar bisa #jalan2jenius dengan mereka berdua. Cita-cita membawa mereka buat jalan kesana bisa diwujudkan dengan cara Nabung!
Dengan menabung saya bisa menyisihkan uang dari hasil bekerja saya. Sebagian disisihkan ke uang semesteran kuliah, sebagian lain untuk tabungan Mama Papa jalan-jalan, sisanya untuk makan sehari-hari (kebetulan saya ga suka belanja). Dengan Jenius saya bisa menabung dan memantau pengeluaran, pemasukan, serta bunga yang saya dapatkan melalui Dream Saver yaitu Tabungan otomatis berbunga setara deposito yang bisa diatur sesuai kebutuhan saya. Tambahan bunga 5% p.a yang saya dapat ini bisa saya gunakan juga nantinya untuk trip kecil-kecilan saya akhir tahun dan tentunya bisa digabungkan dengan promo EVERYYAY deh. Biar semakin banyak uang yang disimpan untuk jalan-jalan Mama Papa:). Membuat orang lain bahagia itu adalah traveling with purpose versi saya,
Nah itu cara saya bisa mewujudkan perjalanan impian, kalo kalian gimana? Jangan lupa cerita yang kawan-kawan buat di share juga di website resmi dari Co.Create Jenius, atau kawan-kawan bisa langsung cek dan baca artikel lain untuk menambah insight di http://www.cocreate.id. Semoga kalian berbahagia selalu ya!
Artikel ini sebelumnya diikutsertakan pada Co.Create Blog Competition. Baca artikel asli David, di sini.
Sumber gambar, Bromo Trip Advisors.
Comments ( 0 )