berbicara brand,berbicara sebuah karya seni yang dapat menghipnotis orang banyak apalagi dapat merubah mindset seseorang terhadap brand tersebut..mungkin bisa memainkan dengan kaya warna dan jelas tulisannya jika memang brand tersebut bermain dengan sebuah nama dan kata-kata yg memudahkan orang mengingatnya.
Ketika kita ngomongin soal brand (merek) atau kegiatan brand, yang terlintas dalam benak orang awam sehari-hari adalah mengenai gimana caranya bikin branding yang baik dan benar. Banyak hal yang dibicarakan soal branding, misalnya persona dari target market, tata bahasa, sampai penampilan logo tonality. Atau mungkin kalau kamu bahas brand equity perceived quality, perceived value, brand association, dan lain sebagainya.
Hal-hal yang tadi saya sebutkan memang betul adanya, dan sudah secara teoritikal diperbincangkan, dibahas, serta dipelajari dalam praktiknya. Namun, untuk mengenal lebih dalam gimana membuat brand itu sendiri, ada hal yang gak kalah penting yaitu mengenai pendistribusian atau channel communication—bagaimana sebuah brand akan bisa menge-shape persepsi brand itu sendiri.
Secara spesifik mungkin kamu tau Indonesia adalah salah satu negara dengan penduduk terbanyak di dunia. Hal ini merupakan sebuah kekuatan besar dari segi kapitalisasi market. Sehingga membuat kamu berpikir gimana caranya untuk bisa jadi lebih menonjol di tengah market yang besar ini.
Baca juga: Menentukan Gaji Karyawan #barengjenius
Sebuah studi tahunan yang dilakukan oleh Edelman (sebuah agency dunia) menunjukkan kepercayaan dari beberapa negara terhadap media, pemerintahan, ataupun lembaga masyarakat. Indonesia dengan penduduk yang masif ternyata termasuk dalam ranking yang mudah memercayai apa yang dikatakan oleh media dibandingkan negara-negara sekitar. Dari sini kita bisa menarik kesimpulan bahwa dalam pengaplikasian branding yang tepat kamu perlu mengombinasikan proporsi media distribusi secara lebih besar.
Efektivitas dari branding yang didistribusikan dengan baik di Indonesia bisa jadi sebuah powerful tools karena orang Indonesia gampang menerima dan mengikuti apa yang media katakan. Jadi, lakukanlah kegiatan branding yang baik dengan memikirkan distribusi dari media yang bakal digunakan—baik itu media sosial, display banner, atau bahkan penulisan advertorial di publishers ataupun artikel dalam website brand itu sendiri. Hal-hal tersebut bisa banyak memengaruhi bagaimana branding itu terbentuk.
Selain itu, jangan lupakan audio visual karena hal itu punya peranan yang penting. Makanya, gak heran banyak dari brand yang menggunakan audio visual ketika melangsungkan campaign marketing-nya. Meskipun penuh dan clutter, rasanya untuk target market Indonesia terasa cukup mampu menanamkan persepsi branding. Beberapa brand yang tau mengenai hal ini, pastinya bakal menanamkan reach and frequency dalam penanganan exposure brand-nya.
Baca juga: Bisnis Musiman: Menjanjikan atau Gak Sih?
Bisa ditarik kesimpulan, bahwa untuk selalu senantiasa memastikan media brand kamu berkesinambungan dengan message dari brand yang kamu pasarkan adalah hal yang amat sangat penting dalam membangun brand kamu. Menurut kamu, apa saja cara membangun brand selain lewat media mindset? Bagikan pengalamanmu di kolom komentar ya, Co.Creators!
Comments ( 1 )