Mengelola keuangan gak hanya penting bagi pribadi atau perorangan, namun juga organisasi, termasuk organisasi nonprofit. Mengapa demikian?
Organisasi nonprofit memperolah sumbangan dana dari para donatur. Tentu mereka yang menyumbangkan dana ingin tau untuk apa saja dana tersebut digunakan. Maka sebagai bentuk pertanggungjawaban, pihak organisasi diharapkan membuat laporan keuangan organisasi secara transparan kepada donatur. Semakin baik sebuah organisasi dalam mengelola dan membuat laporan keuangan, semakin besar pula kemungkinan organisasi tersebut mendapatkan donasi dari sumber lainnya.
Di awal acara, Budi melemparkan pertanyaan ke peserta mengenai manfaat mengelola keuangan untuk organisasi nonprofit.
Lalu, bagaimana cara mengelola keuangan organisasi nonprofit? Budi Raharjo, Cerfitified Financial Planner, Founder of OneShildt Financial Planning telah memaparkan cara mudahnya di bawah ini.
Langkah 1: Buat Anggaran untuk Setiap Program
Setiap organisasi nonprofit biasanya memiliki serangkaian program atau aktivitas sosial tertentu. Menurut Budi, tentukan rencana anggaran untuk masing-masing program. Mulai dari biaya operasional bulanan, perlengkapan, transportasi dan lainnya. Berdasarkan total anggaran tersebut, tentukan pula rencana pemasukan. Dana sosial umumnya bisa berasal dari hibah, dana Corporate Social Responsibility (CSR), donatur individu, dan hasil usaha. Jadi tentukan sumber mana yang kamu targetkan dan perkiraan jumlah dana sosial yang akan kamu dapatkan.
Apakah organisasi kamu sudah melakukan anggaran program dan rencana pemasukan dana?
Langkah 2: Buat Catatan Keuangan Sederhana
Jika dana sosial sudah terkumpul dan program mulai berjalan, Budi menyarankan untuk mulai rutin mencatat dana masuk dan keluar setiap bulan serta jumlah aset yang dimiliki. Dalam hal ini, yang termasuk aset organisasi adalah semua perlengkapan dari donatur, baik yang dipinjamkan atau diberikan cuma-cuma.
“Usahakan dari awal sudah terbiasa mendisiplinkan diri untuk mengelola aset”
Langkah 3: Administrasi dan Dokumentasi Pelaksanaan
Semua hal terkait administrasi mulai dari susunan panitia penanggung jawab, dokumentasi pelaksanaan, bukti pengeluaran dan pemasukan dana, hingga rekening dan buku rekening organisasi juga harus dikumpulkan. Semua data tersebut akan diperiksa secara berkala per 5 tahun sekali oleh badan pajak.
Berbicara soal pajak, Budi menjelaskan bahwa tidak semua sumber dana organisasi dikenakan pajak. Organisasi berbadan hukum, donasi, hibah, dan hasil reksadana dari uang donasi bukanlah objek pajak. Sedangkan untuk organisasi yang menjalankan usaha dan mengeluarkan gaji bulanan akan masuk objek pajak penghasilan. Pemahaman mengenai objek pajak ini tentu juga akan memudahkan kamu saat lapor pajak tahunan nantinya.
Selama acara berlangsung banyak peserta yang terlihat tekun mencatat lho!
Bedanya, ada beberapa orang yang lebih memilih mencatat langsung dibuku sementara sebagian lain memilih membuat notes singkat di ponsel. Kalau kamu, lebih suka yang mana?
Langkah 4: Kelola Cashflow
Dari jumlah donatur yang sudah ada, sebaiknya coba temukan donatur mana yang berkontribusi lebih banyak. Budi menyebutkan bahwa biasanya organisasi nonprofit menggunakan rumus 20-80, yang berarti ada 20 persen donatur yang membiayai 80 persen program atau aktivitas sosial. Temukan karakteristik donatur tersebut dan jadikan fokus target dana pemasukan organisasimu selanjutnya.
Momen sesi tanya jawab di akhir acara. Pada acara kali ini, peserta diajak untuk mengajukan pertanyaan dan studi kasus untuk dibahas oleh Budi sebelum acara dimulai.
Langkah-langkah sederhana di atas dibahas oleh Budi Raharjo dalam acara kolaborasi Jenius dengan Daya.id dan IndoRelawan berjudul “Kelola Keuangan Organisasi” pada 20 Agustus di Menara SMBC.
Buat kamu yang sudah mulai menerapkan, jangan lupa share cerita kamu di forum Jenius Co.Create ya! Punya ide menarik atau ingin berkolaborasi dengan Jenius? Daftarkan dirimu di sini.
Comments ( 0 )