Apakah usia kalian sekitar 25 tahun dan sering mendapati diri bertanya-tanya tentang tujuan hidup, merasa kurang dengan diri sendiri, dan cemas tentang masa depan? Kalau iya, berarti kita sesama pejuang quarter life-crisis. Sebagai seorang pejuang, aku kerap menghadapi kebingungan, keraguan, dan kecemasan tentang diri dan hidupku. Namun, mengalami semua itu mendorongku untuk mempersiapkan diri demi memiliki kehidupan terbaik versi aku, tanpa membandingkan diri dengan orang lain. Persiapan diri yang kulakukan melibatkan keputusan dan tindakan yang harapannya bisa memperbaiki diri serta membantuku berdamai dengan diri dan kehidupan aku, terlepas dari suka-duka yang dialami. Semua keputusan dan tindakan itu bisa dilakukan berkat kemudahan yang aku miliki sebagai seorang nasabah Jenius SMBC Indonesia.
Ya, aku ada dalam titik di mana aku cukup mampu mengandalkan kemampuan diri dalam kapasitas tertentu—termasuk secara finansial—untuk membuat keputusan dan pilihan yang harapannya bisa membuat diri aku di masa mendatang bisa hidup nyaman dengan sedikit mungkin penyesalan. Banyak kemungkinan dan peluang menjadi semakin mudah untuk diakses setelah aku memiliki kapasitas lebih besar untuk mengatur kehidupan keuangan pribadi, dan Jenius SMBC Indonesia bisa dibilang terlibat dalam banyak di antaranya.
Cerita Jenius-ku diawali kurang lebih sejak tiga tahun lalu, jauh sebelum booth Jenius hadir di kota tempat tinggalku di Semarang. Sebelum tiba-tiba dihampiri mbak atau mas dengan seragam Jenius di mal dan ditanya apa sudah punya Jenius, aku justru sudah bela-belain mendatangi kantor SMBC Indonesia Sinaya terdekat di jam istirahat kantor untuk melakukan aktivasi akun Jenius-ku.
Dari sekian banyak fitur-fitur Jenius, mulanya aku tertarik memiliki akun Jenius karena ingin bisa menggunakan fitur e-Card saat melakukan pembelian daring agar gak perlu meminjam kartu kredit orang lain. Namun, ternyata setelah menjadi nasabah digital banking ini, aku serasa punya teman-teman baru berupa sejumlah fitur yang bisa diandalkan untuk banyak hal lain yang gak aku sangka sebelumnya.
Fleksibel Menabung dan Menghadapi Masa Depan dengan Flexi Saver
Aku pernah mendengar nasihat bahwa teman yang baik adalah teman yang bisa mendukung kita melakukan hal-hal bermanfaat. Dengan logika itu, bisa dibilang Flexi Saver adalah teman baik bagiku karena membantu membentuk kebiasaan menyisihkan penghasilan untuk ditabung secara teratur. Karena kebiasaan itu, setiap bulan aku gak keterusan menghabiskan gaji aku tanpa perlu repot membuat rekening baru. Aku bisa langsung menyisihkan uang untuk ditabung dengan mudah hanya lewat aplikasi Jenius di ponsel.
Sekarang kita sudah bisa punya sampai dengan tiga Flexi Saver lho. Menurutku ini menjadikan makin mudah untuk mengalokasikan budget kita sesuai keperluan, yang satu bisa untuk ditabung, dan dua sisanya bisa untuk alokasi keperluan lain misalnya ongkos transportasi atau dana investasi.
Omong-omong soal ponsel, aku jadi teringat dulu aku bisa menabung untuk beli ponsel baru setelah tiga bulan menyisihkan gaji karena dibantu Flexi Saver. Dan dari ‘hanya’ bisa membantu aku menabung untuk beli ponsel baru, Flexi Saver juga membantu aku sehingga bisa punya tabungan dana darurat serta tabungan untuk pengembangan diri. Setelah terbiasa menyisihkan pendapatan ke Flexi Saver, aku juga menjadi punya cukup simpanan dana saat memutuskan mengikuti kursus persiapan tes IELTS begitu mencoba mengikuti seleksi beasiswa. Kursus tersebut juga selesai tepat waktu sehingga aku bisa mengikuti tes IELTS sungguhan di bulan berikutnya dengan lancar dan hasil memuaskan.
Meski demikian, ternyata aku gagal mendapat beasiswa tersebut. Seperti sosok teman setia di kala suka maupun duka, Flexi Saver pun juga hadir gak hanya dalam momen sukacita, tapi juga dalam momen ketika aku mengalami kegagalan. Setelah pengumuman beasiswa, aku memutuskan untuk menonton konser salah satu penyanyi kesukaan aku, HONNE, di Jakarta—sambil mengajak ibu dan adikku jalan-jalan. Keputusan dan perjalanan itu adalah salah satu yang sampai sekarang memiliki kesan mendalam bagi aku.
Flexi Saver tetap menjadi teman yang andal saat itu, mengingatkan bahwa aku punya kapasitas untuk menghadapi kegagalan secara adaptif. Gak cuma secara finansial yang tecermin dalam simpanan dana yang aku miliki; aku juga bisa menggunakan kegagalan itu untuk mengevaluasi diri dan hidup aku dengan sudut pandang yang lebih ‘kaya’.
Awalnya keputusan untuk pergi mengajak ibu dan adikku ke Jakarta memang sekadar untuk menghibur diri. Namun seiring waktu, kalau mengilas balik momen tersebut, aku belajar bahwa meski aku gak dapat apa yang aku inginkan, bukan berarti aku gak punya apa yang sebenarnya kubutuhkan untuk rentang waktu yang lebih panjang. Aku akan selalu mensyukuri saat-saat menyenangkan dan waktu berkualitas yang bisa aku miliki dengan keluargaku. Mereka selalu ada dan mendukungku, serta membuatku semangat dan yakin akan diriku. Walaupun bukan sesuatu yang besar, aku jadi merasa bangga mengingat ternyata aku bisa mengajak ibu dan adikku jalan-jalan dengan biaya dari simpanan yang aku miliki di Flexi Saver.
Barangkali memang ‘hasil manis’ gak selalu terlihat serta-merta dalam keberhasilan mencapai apa yang kita inginkan. Namun, kebiasaan baik yang sudah terlatih, misalnya sesederhana kebiasaan menyisihkan pendapatan secara teratur akan selalu bisa kita andalkan.
Apresiasi Kebiasaan Keuangan untuk Mengurangi Overthinking dengan Moneytory
Setelah 3 tahun menjadi nasabah Jenius, fitur Moneytory merupakan fitur baru Jenius yang membuatku semakin yakin pada potensi masa depan layanan digital banking ini. Adanya fitur ini membuatku mendapat kesan bahwa Jenius amat memperhatikan kehidupan keuangan nasabahnya dan selalu berusaha menghadirkan yang terbaik agar para nasabahnya bisa lebih dimudahkan dalam life finance masing-masing.
Sebagai nasabah Jenius yang merupakan pejuang quarter-life crisis, aku juga mendapati fitur Moneytory ini sejalan fungsinya dengan tagline Jenius: simpler life, happier you. Ketika aku mendapati diri ‘terjebak’ dalam arus overthinking apabila gejala quarter-life crisis melanda lebih intens, kecemasan tentang apakah aku ‘terjebak’ dan gak mengalami perkembangan dalam hidup pun hadir.
Bisa dibilang Moneytory berfungsi menjadi teman yang membantu dengan memberikan pengingat bahwa kecemasanku sebenarnya berlebihan dan hanya membuatku menjadi terlalu ‘keras’ dan kurang apresiatif pada diriku sendiri. Melihat sajian data bagaimana alokasi transaksi di Jenius setiap bulannya membuat aku bisa mendapat masukan mengenai apa saja hal-hal yang selama ini menjadi prioritas dan kebutuhanku sehingga membuat aku mau mengeluarkan dana.
Memang, setiap orang unik dengan kehidupan masing-masing dan alokasi dana satu sama lain gak bisa dibandingkan. Ini sebagai pengantar kalau aku gak memaksudkan alokasi pengeluaran danaku lebih baik dari orang lain. Namun, aku merasa bangga pada diriku setelah melihat grafik Moneytory-ku menunjukkan aku sudah mengalokasikan dana untuk investasi, pendidikan dan pengembangan diri dalam jumlah yang lebih banyak daripada sekadar dipakai untuk hiburan atau jajan.
Dengan sajian data sederhana, Moneytory membantuku memandang aktivitas-aktivitas kehidupan keuangan yang kadang suka terlewat karena dianggap ‘kurang wow’ secara lebih positif, menghindarkan hal-hal itu dipikirkan secara berlebihan karena rasanya ‘begitu-begitu saja’ sehingga mudah memancing stres.
Aku jadi bisa melihat sendiri bahwa selama ini aku sudah mengusahakan pengaturan keuangan yang terbaik bagi aku, dan juga diingatkan bahwa aku bisa mempertahankan kebiasaan keuangan yang produktif dan gak cuma konsumtif. Dari situ, benar bahwa setelah mengubah sudut pandang menjadi lebih apresiatif terhadap diri sendiri hidup juga jadi terasa lebih positif dan menyenangkan karena aku jadi terbantu untuk bisa terus bersemangat memertahankan kebiasaan yang baik, sesederhana apa pun.
This Too, Shall Pass: Menghadapi Quarter-Life Crisis dengan Better Life-Perspective bersama Jenius
Sebagai tahap kehidupan yang namanya saja mengandung ‘krisis’, wajar jika lebih banyak masa ‘duka’ daripada ‘suka’ saat mengalaminya. Aku kurang tau bagaimana pengalaman kamu dalam hal ini, dan aku tau aku gak bisa membandingkan pengalaman seseorang dengan orang lain. Hanya saja, sekadar mengingatkan kalau kita gak sendirian menghadapinya. Pengalamanku yang melibatkan saat-saat harus bisa menghadapi kegagalan, berpikir berlebihan, dan kecemasan bisa dibilang menjadi lebih mudah dilalui karena aku selalu memiliki dukungan dari orang-orang yang aku sayangi dan tentunya fitur-fitur dari Jenius.
Jenius SMBC Indonesia telah terlibat begitu akrab dengan keseharianku. Dengan keuangan yang terencana, kehidupan aku bisa dipengaruhi secara signifikan sehingga bisa menjadi lebih bermakna dan penuh harapan. Jangan sampai quarter-life crisis membuat kita jadi seseorang yang tanpa harapan dan gak berdaya. Percayalah bahwa kita bisa membangun pondasi dan kekuatan untuk menghadapi kesulitan dengan memulainya dari hal-hal sederhana.
Dari perjuangan menghadapi segala tantangan yang menghadang, kita akan membentuk diri kita menjadi lebih kuat. Jangan lupa bahwa masing-masing dari kita punya potensi dan kekuatan masing-masing, bukan cuma secara finansial tapi juga secara mental—di mana yang terakhir disebutkan justru nilainya tidak bisa diukur dengan apa pun.
Terima kasih untuk Jenius yang sudah menjadi salah satu pihak pendukung dalam perjalananku. Belum terlambat buat kamu untuk bisa menjadi lebih praktis dan optimis dalam keseharian dengan dukungan Jenius kalau belum menjadi nasabahnya. Silakan simak seluruh keunggulan dan fitur-fitur yang Jenius tawarkan di http://www.jenius.com, ya!
Tetap semangat! Bagikan juga dong cerita kalian di kolom komentar, supaya sesama pejuang quarter life-crisis bisa saling menyemangati. Terima kasih sudah menyimak #ceritajenius dari aku.
Comments ( 0 )