Hi Co. Creators!
Perkenalkan, saya Christa, CEO BLP Beauty. BLP Beauty adalah local brand kosmetik yang berdiri sejak tahun 2016. Karena keterbatasan modal, BLP Beauty dimulai dengan fokus memanfaatkan online platform. Penjualan dilakukan melalui www.blpbeauty.com dan komunikasi marketing melalui media sosial seperti Instagram, YouTube, dan lainnya. Saat ini, pada tahun 2020, BLP Beauty telah berkembang dan memiliki 6 offline stores, lebih dari 70 variasi produk, dan lebih dari 60 karyawan.
View this post on Instagram
Melalui artikel ini, saya akan sharing sedikit mengenai bagaimana sejak tahun 2016 sampai sekarang BLP Beauty bisa membangun kepercayaan pasar melalui aset online platform yang dimiliki.
Pada masa pandemi ini, transaksi online mengalami peningkatan yang signifikan karena semua orang memilih untuk #DirumahAja. Tentu penting bagi brand untuk bisa mengambil perhatian dan mendapatkan kepercayaan konsumen, walaupun interaksi dan engagement hanya bisa dilakukan secara virtual. Berikut adalah tips yang bisa Co.Creators lakukan untuk bisa membangun brand trust melalui online platform:
- Consistency
Konsistensi adalah kunci keberhasilan sebuah bisnis. Salah satu konsistensi yang perlu dilakukan oleh sebuah brand adalah dalam komunikasi brand positioning yang dimiliki. Sebuah brand harus memiliki identitas jelas yang ingin dipatenkan di benak konsumen, yang mana identitas ini bakal membedakan brand tersebut dengan kompetitor. Salah satu yang bisa dilakukan untuk menjaga konsistensi identitas sebuah brand adalah dengan membuat branding guideline; mulai dari penentuan logo, tagline, pantone warna yang akan digunakan pada tiap materi komunikasi, style copywriting yang digunakan dalam media sosial, serta berbagai eksekusi komunikasi marketing lainnya.
- Relatable and High Quality Content
View this post on Instagram
Setelah menentukan brand identity, langkah selanjutnya adalah melakukan produksi aset visual yang berkualitas. Visual yang ditampilkan harus merepresentasikan produk dan value yang ditawarkan oleh brand. Gunakan foto dengan resolusi tinggi, pencahayaan baik, desain grafis yang menarik, dan pemilihan kata yang tepat untuk aset yang berbentuk tulisan.
- Flawless Customer Experience
Selain kualitas produk yang baik, konsumen harus memiliki experience yang baik selama berinteraksi dengan brand. Experience memiliki cakupan yang luas, mulai dari saat konsumen melihat iklan, aksesibilitas terhadap produk, kemudahan dalam bertransaksi online, keamanan pengemasan, durasi pengiriman, sampai ke penanganan keluhan konsumen. Tim operasional hendaknya sudah memiliki SOP (standard operational procedure) untuk menjamin kepuasan konsumen, karena sesungguhnya cost untuk retaining existing customer lebih rendah dibandingkan cost untuk new customer acquisition.
- Customer Engagement
View this post on Instagram
Walaupun kegiatan jual beli dilakukan secara online, bukan berarti brand tidak perlu melakukan komunikasi dua arah dengan konsumen. Melalui platform media sosial yang dimiliki, brand dapat membuat konten yang dapat memancing diskusi dua arah, baik antara brand dengan konsumen atau bahkan antara konsumen. Salah satu yang bisa dilakukan adalah dengan membuat games interaktif, feed Instagram yang berisi pertanyaan yang mengundang jawaban followers di kolom komentar, template Instagram Story, dan masih banyak bentuk kreativitas lainnya. Apabila kondisi sudah lebih stabil, aman, dan kondusif, di masa depan brand dapat melakukan kegiatan tatap muka dengan konsumen dengan tujuan membentuk komunitas yang solid.
- Encourage Reviews
Sebelum melakukan transaksi online, 80% konsumen akan melakukan riset terlebih dulu. Salah satunya adalah dengan melihat review dari existing customer. Oleh karena itu, brand dapat mendorong konsumen untuk meninggalkan review dan feedback melalui platform yang tersedia, seperti di marketplace atau sharing independent platform tepercaya seperti Female Daily dan SOCO untuk produk kecantikan.
- Encourage User Generated Content
Di era media sosial, tren menjadi influencer dan content creator semakin meningkat. Semakin banyak warganet yang memproduksi konten di berbagai platform. Tren ini memiliki dampak yang positif terhadap sebuah brand, semakin banyak orang yang membuat konten dengan produk kita, maka brand awareness akan semakin tinggi dengan cost yang rendah (atau bahkan tanpa cost), dibandingkan memasang iklan di media massa atau TV commercial. Memanfaatkan hal ini, brand dapat membuat campaign atau program yang mendorong konsumen untuk membuat konten di media sosial masing-masing. Program giveaway atau bekerja sama dengan influencer untuk memancing konten yang lebih banyak lagi adalah salah satu contohnya.
- Act responsibly and Tell The World About It
View this post on Instagram
Saat ini, banyak isu yang meresahkan masyarakat seperti pandemi, global warming, #BlackLivesMatter, dan lain-lain. Ini adalah saat yang tepat bagi sebuah brand untuk menunjukkan kepedulian dan berpartisipasi aktif dalam campaign menangani isu yang terjadi. Contohnya dengan program daur ulang, sumbangan untuk tenaga medis, gerakan makanan gratis untuk sopir ojol, dan lain-lain sesuai kreativitas brand. Campaign ini akan memberikan sentimen positif terhadap brand yang tentunya akan memengaruhi tingkat kepercayaan terhadap brand itu sendiri pada akhirnya.
Last but not least, good product is always the best marketing tools to create brand trust. Seluruh poin di atas tidak akan berguna apabila ternyata produk kita tidak memiliki kualitas yang baik, atau ternyata tidak sesuai kebutuhan pasar. Oleh karena itu, sebelum mulai beroperasi, pastikan brand sudah melakukan R&D yang menyeluruh terhadap produk yang akan dijual. Pastikan produk tersebut memang dibutuhkan pasar dan sesuai dengan standar kualitas yang diharapkan.
Di era digital ini, konsumen yang puas dengan produk atau service yang kita berikan akan dengan senang hati merekomendasikannya pada lingkungan terdekat dan menjadi “marketing agent” yang paling efektif dan efisien bagi perusahaan. Semoga tips dari saya berguna buat para Co.Creators ya!
Comments ( 0 )