Mengatur keuangan keluarga adalah salah satu cara untuk merawat keharmonisan rumah tangga. Periksa keuangan keluarga sebelum konflik atau pertikaian rumah tangga terjadi karena hal ini.
Pernikahan saya dan suami baru memasuki 8 bulan. Pernikahan yang masih seumur jagung kan? Sebelum menikah, rasanya saya sudah deg-degan untuk menghadapinya. Menikah dan berumah tangga pastinya bukan hanya senang-senang? Tapi ibarat membangun organisasi, hidup bersama, dan mencapai tujuan, ya harus pinter-pinter dan punya strategi jitu untuk merawat rumah tangga yang ideal. Salah satu yang harus dipikirkan dan dibuat strateginya bersama dengan pasangan adalah masalah finansial.
Saya mendapatkan banyak sekali cerita tentang orang-orang yang gagal dalam berumah tangga karena persoalan finansial. Seperti yang terjadi pada salah satu kerabat saya, rumah tangganya hancur dan akhirnya harus berpisah karena masing-masing tidak terbuka soal keuangan. Pemasukkan untuk keluarga tidak mampu memenuhi kebutuhan sehari-hari dan hutang pun juga menumpuk. Suami yang bekerja serabutan, akhirnya banyak berhutang untuk menutupi gaya hidup. Istri yang juga sudah resign bekerja, mau tidak mau hanya menerima pemasukan dari suami. Satu sama lain jadi saling menyalahkan dan akhirnya berujung pada perceraian. Sebuah cerita yang tentu tidak diinginkan oleh setiap orang.
Belajar dari berbagai kasus tersebut, rasanya saya tidak ingin mengalami nasib yang sama di mana rumah tangga berujung pada perceraian. Selain harus pintar-pintar merawat cinta dan saling terbuka satu sama lain, maka masalah finansial pun jadi pondasi dari merawat rumah tangga yang harmonis.
Baik suami dan istri harus memiliki kecerdasan dalam masalah finansial, agar rumah tangganya tetap berdiri tegak. Masing-masing harus saling terbuka dan berani untuk membahas finansial dalam keseharian. Ya dong, suami istri berani buka-bukaan soal yang lain lalu mengapa tidak berani soal keuangan? Untuk itu, inilah beberapa cerita saya dan suami dalam #hari2jenius merawat harmonisnya rumah tangga.
Cara Kami Buka-Bukan Soal Keuangan Keluarga
Baik saya dan suami sudah benar-benar belajar bahwa masalah finansial bisa membawa pada keharmonisan dan kelanggengan rumah tangga jika dikelola dengan baik. Namun bisa juga sebaliknya, bila masing-masing abai dan tidak mampu mengolahnya. Untuk itu, ada hal-hal yang kami lakukan mulai sejak menikah hari pertama dan tentunya hal ini sudah kita bicarakan jauh-jauh hari sebelum kami menikah.
Ngobrolin Sumber-Sumber Keuangan
Kami membuat list darimana saja sumber-sumber keuangan kami. Yang paling utama adalah dari gaji kami berdua, karena kami memiliki pekerjaan masing-masing. Selain itu juga ada penghasilan tambahan dan bonus. Selain bekerja di kantor saya juga menjadi freelancer untuk membuat content di blog dan agensi yang dibuat bersama teman. Semua ini harus didata dan dibuka bersama, agar jelas sebenarnya modal membangun rumah tangga kita ini ada berapa. Kalau ada kelebihan ya disampaikan, kalau ada bonus, dapat hadiah, dsb juga saling menyampaikan.
List Semua Daftar Kebutuhan, Anggaran, dan Pos Pengeluaran
Setiap awal bulan, kami harus membicarakan soal keuangan. Ibaratnya seperti meeting bahas soal keuangan. Selain dari membuat list darimana saja sumber keuangan kami, kami juga akan membuat list kebutuhan sehari-hari selama sebulan, membuat anggarannya, dan membuat pos-nya darimana (pos anggaran belanja bulanan, belanja sayur, uang jajan, uang transport, uang servis kendaraan, dsb). Jika ada kebutuhan atau keinginan yang di luar kemampuan atau di luar anggaran, kami akan membuat kesepakatan terlebih dahulu uang tersebut diambil dari post mana.
Misalnya ada keluarga yang sakit, ada saudara yang harus dibantu, ingin makan di luar, maka kami harus pastikan pos mana yang bisa diotak atik. Tidak asal pakai dan tidak asal memutuskan. Karena ini uang bersama, maka kami pun harus berdiskusi terlebih dahulu. Jadi kedepannya tidak akan ada yang saling menyalahkan dan saling tuduh saat ada masalah finansial.
Mengatur Hutang
Agak menyeramkan kalau bicara tentang hutang. Tapi sebenarnya berhutang itu normal saja asal ada kemampuan untuk membayarnya dan bukan digunakan untuk sesuatu yang sifatnya di luar kebutuhan normal kita. Saya dan suami sejujurnya memiliki hutang. Tapi itu tidak lebih dari 30% penghasilan kami. Karena kami pun rajin membayarnya, tentu tidak ada beban apalagi hutang menumpuk.
Kami sangat berhati-hati soal hutang dan menghutangi, karena memang hutang juga bisa jadi konflik jika tidak dikelola dengan baik.
Mengelola Lifestyle
Lifestyle ini juga harus diatur lho menurut saya. Ini tergantung dari berapa penghasilan kita. Kalau penghasilan kita udah kayak miliader dunia ya nggak usah mikir sih. Mau beli tas harga ratusan juta dan makan di tempat yang mewah sekalipun gak jadi masalah. Mereka mungkin udah gak kepikiran mau tinggal di mana, beli rumah di mana, bayar anak sekolah gimana. Nah kalau kita yang masih berkutat masalah tersebut, yuk atur lifestyle. Beli semampunya, bergaya semampunya. Bukan hanya istri saja atau suami saja yang harus mengelola lifestyle tapi keduanya. Kalau sudah punya anak, ya berarti sama anaknya juga.
Menggunakan Fasilitas Jenius Untuk Mengelola Finansial Keluarga
Untuk mengelola keuangan keluarga, Jenius jadi solusi untuk menjawab semuanya. Selain dari kemudahan melakukan track keuangan, kartu debit yang bisa difungsikan untuk pembayaran internasional, fitur penyimpanan yang sangat beragam, kemudahan membuka rekeningnya, dan masih banyak lagi kelebihan Jenius yang saya anggap sebagai teman untuk merawat harmonisnya rumah tangga kami. Dengan kartu Jenius akhirnya juga saya berusaha untuk melakukan pembayaran cashless agar semuanya tercatat via sistem.
Perkenalan Dengan Jenius di Saat Sebelum Menikah
Pertama kali kenal dengan Jenius adalah tahun 2018, sewaktu saya belum menikah. Waktu itu hanya coba-coba karena penasaran dengan promosi yang gencar dari beberapa teman saya. Saya pun akhirnya men-download Jenius Apps di handphone dan mengisi semua persyaratan pendaftaran. Kebetulan, di deket kantor saya ada Mall yang terdapat booth Jenius. Jadi saya langsung aktivasi dan mendapatkan kartunya melalui booth tersebut. Pembukaan rekening pun kurang dari 15 menit sudah selesai, lho! No antri antri, no kesel-kesel nunggu, semuanya cepet selesai. Bahkan kartu debit Jenius saya langsung ada namanya di kartu. Kalau di beberapa bank, harus nunggu dulu beberapa hari kan?
Setelah beberapa bulan saya membuka rekening, saya jadi tergiur dengan fitur Jenius yang lain untuk memiliki beberapa kartu. Jadi, dalam satu rekening kita itu bisa punya beberapa kartu. Nah ini yang membuat saya jadi lebih mudah untuk pos-pos anggaran keluarga. Untuk saat ini saya punya 2 kartu jenius yang warna oranye biasanya saya pakai untuk kebutuhan sehari-hari saya dan kalau ingin jajan-jajan atau ngopi-ngopi lah. Intinya sih buat lifestyle. Sedangkan yang ungu saya gunakan untuk belanja kebutuhan rumah tangga, seperti bayar listrik, belanja bulanan, belanja sayur, beli galon, gas, dsb.
Selain dari itu, saya dan suami juga suka berbelanja kebutuhan pekerjaan. Misalnya membeli apps, membeli template blog, membeli template design, dsb. Dulu kebutuhan tersebut mensyarakat saya harus punya kartu kredit. Alih-alih menggunakan kartu kredit, jadi berasa punya utang atau tanggungan.
Buat saya dan suami yang lebih suka membayar langsung, adanya si Jenius ini jadi lebih menyenangkan. Jadi kita bisa bayar-bayar kebutuhan tersebut dengan kartu Jenius Debit. Jadi pembayaran via paypal atau yang biasanya harus dengan CC bisa selesai dengan Jenius.
Saya biasanya simpan anggaran ini di kartu X-Card. Jadi x-Card ini fisik kartunya gak ada, alias virtual. Menurut saya ya tidak perlu ada kartu, toh ini buat kebutuhan beli-beli via online. Yang menariknya, dengan Jenius kita juga bisa membawanya ke berbagai negara di dunia lho. Semua pembayaran atau pembelanjaan bisa dilakukan dengan Jenius. Mengagumkan kan? Gak perlu ribet sih bawa-bawa duit banyak, yang penting rekening di Jenius ada isinya semua urusan kelar.
Hal yang membuat saya jatuh cinta dengan Jenius lagi adalah pada saat saya sempat kehilangan dompet. Kartu Jenius saya pun hilang. Akhirnya, saya sempat panik, tapi kurang dari 1×24 jam kartu Jenius baru sudah bisa saya dapatkan kembali. Lewat smartphone dan aplikasi Jenius, saya tinggal meminta kartu baru dikirim ke alamat yang saya daftarkan. Dalam 1 tahun Jenius kasih kartu baru 1x saja, sedangkan kalau mau ganti lagi dikenai biaya Rp25ribu. Begitupun kalau kita ingin minta kartu tambahan untuk pos anggaran lain. Ya sudah nanti dikirim lagi ke alamat kita. Tidak perlu susah datang ke bank apalagi antri berlarut-larut.
Bagaimana Jenius Membantu Saya Merawat Rumah Tangga?
Sejak menikah, Jenius punya andil dalam membantu saya dan suami mengatur keuangan. Tentunya punya dampak juga untuk mengelola rumah tangga agar lebih harmonis.
Tracking dan Evaluasi Keuangan dengan Fitur E-Statement
Sudah saya ceritakan di atas kan ya? Kalau suami istri wajib banget buka-bukaan soal keuangan kalau ingin rumah tangganya harmonis. Nah, untungnya Jenius ini punya fitur e-Statement untuk tracking keuangan kita. Setiap bulan, Jenius akan membuat laporannya menjadi satu file utuh yang tinggal kita klik sudah langsung bisa terlihat, bisa di download, dan bisa di print juga. Jadi setiap akan obrolin soal keuangan, saya dan suami melihat evaluasi keuangan kita dengan laporan tersebut. Jangan khawatir dengan bulan-bulan sebelumnya, Jenius juga masih akan simpan kok. Laporan keuangan saya di tahun 2018 pun masih ada. Jadi kelihatan tuh, duit saya dan suami nih habis kepakai apa aja? Kalau belanja diam-diam, juga ketahuan kan? Hehehehe.
Hemat Biaya Transfer Antar Bank, Uang Bisa Ditabung
Setiap bulan Jenius kasih jatah untuk transfer antar Bank lho. Jadi mau transfer ke rekening manapun gratis bebas biaya administrasi. Termasuk juga kalau mau ambil duit dari ATM manapun, bebas tanpa biaya administrasi. Selama ini saya dikasih jatah selama 15x free transfer rekening dan 5x free ambil uang di berbagai ATM. Jumlah free ini tergantung jumlah tabungan kita berapa ya rata-rata per bulannya. Kalau duitnya kosong, ya Jenius ga kasih free juga, hehehe. Menurut saya fitur ini sangat membantu kami. Lumayan kan uangnya bisa disimpan atau dipakai sesuatu yang lebih bermanfaat. Kebayang dong 6.500×15 kali bisa menghemat lebih dari 100ribu rupiah.
Simpan Dana Darurat Keluarga di Flexi Saver
Suami istri atau setiap keluarga wajib punya dana darurat. Kalau tiba-tiba sakit, ada kebutuhan mendesak, ada kebutuhan bantu keluarga, dsb, akan berabe kalau kita gak punya dana darurat. Ini kan yang kadang bikin rumah tangga jadi suka berantem? Karena gak ada duit, hehehe. Nah dengan adanya fitur Flexi Saver, saya jadi mudah untuk menyimpan dana darurat. Jadi fitur ini kita bisa simpan uang dan bisa mencairkannya kapan saja. Walaupun kita punya uang, kita gak bisa pakai ini lewat gesek kartu debit karena tidak disimpan di dompet rekening utama kita. Disimpannya di Flexi Saver dan hanya bisa digunakan kalau kita cairkan. Setiap tahunnya ada bunga 5% yang dicairkan setiap bulan dan belum dipotong pajak. Nah buat kalian yang suka asal pakai uang dan susah punya dana darurat, si Flexi Saver ini tentu bisa membantu kan?
Punya Impian dan Tujuan Keuangan Keluarga, Manfaatkan Dream Saver
Saya dan suami suka banget traveling. Di tahun 2019 kita punya rencana jalan-jalan ke Bali dan Kuala Lumpur. Duitnya emang udah ada? Ya belum semua, makanya kita harus nabung. Biar mudah nabungnya dan diingetin terus sama Jenius, kita manfaatkan fitur Dream Saver untuk nabung keinginan dan tujuan finansial kita. Caranya sangat mudah, kita tinggal buka fitur Dream Saver dan masukan perkiraan anggaran untuk mencapai keinginan tersebut. Nanti Jenius akan menarik sesuai waktu yang kita tentukan, apakah setiap hari, setiap minggu atau setiap bulan. Jumlahnya pun bisa ditentukan oleh kita sendiri. Nanti kalau sudah terkumpul, akan otomatis dicairkan ke rekening utama oleh Jenius. Jadi ga ada lagi istilahnya keuangan bocor gara-gara kita ingin sesuatu dan ambil dari pos anggaran lainnya.
Maksimalkan Tabungan Masa Depan atau Deposito dengan Maxi Saver
Saya dan suami sekarang sedang merencanakan untuk persiapan kehamilan dan melahirkan anak. Walaupun saya juga belum dikaruniai buah hati, saya dan suami tetap mempersiapkan biaya nya mulai dari sekarang. Nah biaya melahirkan dan merawat bayi itu sudah tahu tidak murah kan? Saya dan suami menggunakan Maxi Saver dari jenius untuk menyimpan anggaran tersebut. Kami berpikir bahwa biaya lebih dari 10 juta biasanya disimpan lewat deposito bank. Tapi kami agak malas sekarang ini ke bank, selain dari tidak ada waktu biasanya prosedurnya sangatlah ribet. Lewat Maxi Saver Jenius, kami hanya butuh waktu 5 menit untuk bisa menyimpan dana yang lebih dari 10 juta tersebut dengan bunga 7% per tahun dibayar tiap bulan. Kalau mendadak ada kebutuhan, tidak ada biaya pinalti dan akan dicairkan sesuai jumlah awal. Namun tentu saja bunga yang berkurang. Jadi, kami mulai dari sekarang suka senyum-senyum sendiri menatap layar handphone lewat apllikasi jenius karena uang kami rasanya aman dan mudah untuk dilihat perkembangannya.
Dengan berbagai fitur Jenius ini, keuangan kami rasanya lebih mudah untuk dikelola, lebih transparant, mudah di track dan tentunya sangat mudah untuk bisa mencapai tujuan keuangan kami sekeluarga. Kedepan mungkin akan ada tabungan yang harus kami siapkan dan dana-dana lainnya yang harus disiapkan, seperti biaya sekolah anak, biaya membeli properti, biaya untuk kuliah lagi, dsb.
Saya dan suami merasa Jenius adalah sahabat kami untuk membantu megontrol keuangan kami agar diantara kami tidak ada pertikaian panjang atau konflik-konflik yang tidak penting hanya karena persoalan keuangan.
Karena kami yakin, membangun rumah tangga harmonis memang berawal dari cinta. Tapi cinta tidak bisa berdiri sendiri, ia ditopang oleh nilai-nilai dan juga pondasi keuangan keluarga yang kuat. Untuk itu, buat kalian, sudah rencanakan keuangan kalian untuk membangun keluarga yang harmonis? Kalau belum, yuk segera bergegas!
Comments ( 0 )