Kamu pasti sudah terbiasa dengan berbelanja di e-commerce: mulai dari beli makanan, pakaian, peralatan rumah tangga, makeup, skin care, sampai barang elektronik.
Belum lagi banyak banget e-commerce yang bisa memakai Jenius Pay sebagai alat pembayaran, makin deh terasa gampang.
Namun, gak jarang banyak beberapa kasus terhadap pembelian barang di e-commerce, seperti barang yang berbeda dengan foto produk; barang ditukar oleh pihak gak bertanggung jawab; sampai tertipu.
Maka, jangan sampai kamu terlena dan abai terhadap berbagai risiko dalam berbelanja di e-commerce, Co.Creator. Perlu banget kan mitigasi risiko?
Nah, menurut Kementerian Keuangan RI, mitigasi risiko adalah tindakan terencana dan berkelanjutan yang dilakukan pemilik risiko biar bisa mengurangi dampak dari kejadian yang berpotensi atau telah merugikan atau membahayakan pemilik risiko tersebut.
Lantas, gimana sih cara memitigasi risiko dalam berbelanja di e-commerce? Yuk, simak tips dari tim Jenius Co.Create!
Baca juga: Split Pay: Tentukan Transaksi yang Hendak & Pernah Dilakukan
Pilih pedagang/seller tepercaya
Biasanya di dalam e-commerce terdapat beberapa sebutan seller yang sudah trusted dengan histori penjualan yang banyak.
Selain itu, ada juga toko berstatus resmi (official store) yang mana sudah terverifikasi dari e-commerce.
Dua label tersebut gak sembarangan bisa diraih karena mesti melewati penilaian dari pihak e-commerce, maka kamu bisa memilih para seller ini ketimbang yang lain.
Meski demikian, seller yang belum punya label ini pun bisa kamu coba karena gak sedikit UMKM yang baru berusaha merintis usahanya.
Kamu harus tetap hati-hati, ya. Cek lagi review dan apakah worth it berbelanja di situ.
Selain itu, meski akhirnya beli barang di official store ataupun star seller, kamu juga mesti memitigasi risikonya.
Cek review dan profil media sosial toko/seller
Kayak yang disebut sebelumnya, penting banget memantau review dari para pembeli yang lain. Kamu bisa tau bagaimana pelayanan toko/seller tersebut dalam menangani konsumen.
Selain itu, tiap penjual pasti punya media sosial untuk menambah awareness barang jualannya. Kamu patut curiga kalau media sosialnya di-protect atau kolom komentarnya dinonaktifkan.
Pilihan kurir: penentuan barang cepat sampai
Ini juga sangat penting lho, Co.Creator. Apakah barang belanjaannya ingin segera kamu gunakan dan sangat diperlukan?
Kamu bisa lihat lokasi toko tersebut, apakah masih dalam kota tempatmu tinggal, atau luar kota? Apakah kurirnya punya reputasi baik? Percuma kalau kamu beli di official store tapi memilih kurir yang suka bermasalah di kotamu.
Kamu bisa tanyakan perihal pengiriman dan kurir ini pada toko/seller sebelum kamu membeli. Itulah gunanya kolom chat!
Baca juga: Investasi Leher ke Atas: Investasi yang Gak Bakal Bikin Rugi
Bagaimana jika beli barang dengan harga lumayan mahal?
Apakah barangmu seharga lebih dari Rp5 juta? Sudah lama menabung buat barang impian, jangan sampai malah zonk karena pihak gak bertanggung jawab!
Pastikan kamu memakai jasa asuransi jika—amit-amit—barangmu dicuri atau ditukar pihak gak bertanggung jawab. Pakai juga asuransi proteksi barang rusak jika yang dibeli adalah barang elektronik.
Kalau dipikir-pikir, memang sih “biaya tambahan” di luar harga barangnya nambah banyak banget… namun, sebanding dong dengan “pengaman” untuk meminimalisasi risikonya, kan?
Misalnya nih, Budi terbiasa beli barang printilan rumah tangga di Toko Ceria dan selalu aman-aman saja. Dia beli rak buku yang lagi promo, bantal buy 1 get 1, lalu barang-barang tersebut gak pernah punya masalah dalam hal pengiriman.
Suatu ketika, Budi ingin membeli smartphone seharga Rp15 juta di Toko Ceria. Karena terbiasa memakai pengiriman standar—tanpa asuransi yang disebut di atas—Budi pun melakukan hal sama dengan pembelian smartphone ini.
Nahasnya, smartphone tersebut ditukar dengan power bank seharga Rp100 ribu oleh pihak gak bertanggung jawab. Mau menuntut pihak e-commerce pun terasa sulit karena Budi gak memitigasi risiko terhadap pembelian smartphone tersebut.
Beda cerita kalau Budi memasang proteksi asuransi. Dengan berbagai ketentuan, tentu akan dengan mudah beliau mendapat “ganti”.
Opsi lainnya adalah menelepon toko/seller apakah bisa ditambahkan pemilihan kurir resmi dari sana, jadi kalau ada apa-apa yang bertanggung jawab adalah pihak toko/seller tersebut.
Baca juga: Thrifting: Belanja yang Gak Bikin Kantong Bolong
Bisa disimpulkan, beli barang di e-commerce memang tricky. Tapi kalau sudah tau dan paham bagaimana memitigasi risiko pembeliannya, bakal memudahkan banget kok. Jadi, tetap hati-hati ya, Co.Creators!
Punya pengalaman berharga terkait beli barang di e-commerce? Berbagi yuk di kolom komentar!
Comments ( 0 )