Solusi poin pertama mungkin itu dengan kerja di co-working space instead of di kafe ya kak 😀
Bekerja sebagai freelancer atau pekerja lepas tentu memiliki tantangan tersendiri. Selain terus mengasah kemampuan sebagai senjata utama memperoleh penghasilan, tantangan lain yang sering kali jadi kendala adalah mengenai pengelolaan penghasilan itu sendiri.
Dari pengalaman pribadi dan rekan-rekan freelancer terdekat, ada kalanya seorang freelancer tergoda saat mendapat penghasilan lebih dari sebelumnya. Awalnya mungkin kita sudah merencanakan sejumlah alokasi tertentu baik untuk pengeluaran rutin maupun tabungan. Namun ketika tiba saatnya pembayaran kerja diterima, pengeluaran menjadi tidak sesuai dengan anggaran yang telah direncanakan.
Saya sendiri pernah mengalami kejadian tersebut terutama saat klien sedang banyak-banyaknya dan pembayaran kerja masuk bersamaan. Seketika saya merasa angkuh atas keuangan yang dimiliki saat itu. Secara gak sadar, penghasilan yang harusnya bisa bertahan dalam beberapa bulan hangus dalam hitungan minggu. Bagi saya, penyebabnya gak lain adalah kesalahan-kesalahan kecil yang dilakukan tanpa sadar.
Mengerjakan project di kafe
Untuk yang satu ini, buat sebagian orang tentu gak jadi masalah. Sebab kadang, sebagai freelancer kita ingin merasakan suasana kerja yang berbeda. Kafe jadi pilihan utama karena suasananya yang nyaman dan tenang. Namun, yang sering kali terlupa adalah pengeluaran saat bekerja di kafe sudah pasti lebih besar ketimbang bekerja di rumah. Gak mungkin ‘kan kita hanya membeli satu kopi saja seharian. Pasti ada menu lain yang kita pesan sebagai pelengkap.
Belum lagi bila kita bekerja bersama teman-teman satu project. Selain pengeluaran jadi tambah besar, konsentrasi pun juga bisa buyar dan kita jadi tidak terlalu konsen dengan brief project dari klien. Tau kan, kalau sudah nongkrong di kafe itu kadang obrolan atau diskusi bisa jadi ke mana-mana. Niatnya mau kerja eh hanya jadi wacana.
Sebenarnya, boleh-boleh saja kerja di kafe atau di manapun tempatnya. Namun kita harus kembali pada ego masing-masing, kita sebagai freelancer, yang penghasilan bulanannya tidak pasti harus bisa mengelola keuangan dengan bijak.
Berleha-leha setiap project elesai
Nah untuk yang satu ini, pernah saya alami dan menjadi cambuk bagi saya. Awalnya bermula ketika saya mendapatkan project yang begitu besar, saya kemudian berpikir uang ini akan cukup hingga 3 bulan mendatang. Terlena dengan penghasilan besar, saya jadi bersantai-santai dan enggan apply kerjaan. Secara gak sadar, saya ambil selembar demi selembar dan pengeluaran pun jadi gak karuan. Dalam hati dengan penuh percaya diri saya selalu berucap “masih banyak ini”.
Di bulan kedua keuangan saya sudah mulai menipis mungkin tersisa sekitar 35 persen saat itu. Rasanya benar apa yang sering dikatakan orang, penyesalan selalu datang belakangan. Menjelang akhir bulan dan uang semakin berkurang, saya baru sibuk apply sana sini. Perasaan pun jadi gak karuan, bingung, stress, kesal, dan gak tenang.
Dari kejadian itu saya sadar betapa pentingnya mengatur keuangan. Bila kita abai dan berbuat kesalahan sedikit dampaknya pada keuangan akan terasa. Karena freelancer itu berbeda dengan karyawan, gak apply kerjaan kita gak bisa makan.
Jadi mungkin saran saya cuma satu, kelolalah keuangan sebaik mungkin. Kalau bisa jadikan aset atau hal lain yang bermanfaat untuk masa depan. Salah satunya bisa dengan menyisihkan tabungan untuk jangka pendek dan panjang. Targetkan untuk apa uang tersebut dan kapan akan digunakan nantinya.
Comments ( 3 )