Selama 3 tahun belakangan, saya selalu membawa beberapa barang khusus untuk berbagai keperluan saat traveling. Seperti buku saku untuk mencatat ide tulisan, iPod untuk mendengarkan lagu, hingga laptop dan hardisk eksternal untuk photo editing serta backup file. Namun akhir-akhir ini, semua barang tersebut malah menyulitkan perjalanan karena jumlahnya terlalu banyak.
Saya sendiri sebenarnya tipikal orang yang mudah panik bila menghadapi beberapa pekerjaan dengan device berbeda dalam waktu bersamaan. Jadi, mau gak mau, urusan soal barang bawaan ini harus disederhanakan. Bila tadinya satu barang untuk satu keperluan, sekarang satu keperluan dilakukan dengan satu aplikasi. Lebih baik lagi, kalau satu aplikasi bisa digunakan untuk beberapa kebutuhan traveling. Aplikasinya jadi banyak dong? Buat saya gak masalah selama masih dalam satu gadget.
Berikut list aplikasi traveling favorit saya.
Sebagai seorang traveler yang terencana, saya biasanya menyiapkan itinerary jauh-jauh hari. Nah TripIt merupakan aplikasi andalan saya, selain bisa mencatat jam penerbangan otomatis dengan memasukkan kode penerbangan, TripIt versi Pro bahkan bisa digunakan untuk seat tracker dan memberitahu apabila terjadi delay dan pemindahan gate.
Gak hanya itu, saya juga bisa mengundang teman-teman perjalanan via e-mail untuk berkolaborasi membuat itinerary. Semua lokasi wisata serta rute perjalanan pun sudah terintegrasi dengan Google Calendar dan Google Maps. Nantinya akan ada notifikasi pada layar utama gadget, perjalanan pun semakin mudah.
Itinerary yang sudah disusun juga bisa di-download dalam bentuk PDF dan diakses dalam mode offline. Guna berjaga-jaga apabila mengalami kendala internet di tengah perjalanan.
Aplikasi ini merupakan pengganti buku kecil yang sering saya bawa. Selain mencatat hal-hal penting, aplikasi ini juga bisa digunakan untuk merekam suara dan mengambil foto lalu disisipkan ke dalam notes yang saya tulis. Teks dalam notes juga bisa di format seperti menggunakan Microsoft Word, seperti Bold, Italic, Underline, Highlight berwarna, bullet, number lists, checkbox, alignment, dan lain sebagainya.
Manfaat yang paling terasa, adalah kemampuannya mensinkronisasikan catatan versi gadget dan versi desktop. Alhasil, pulang dari perjalanan saya hanya perlu klik tombol sync di laptop dan semua catatan yang telah ditulis selama perjalanan pun akan muncul secara otomatis.
Ke manapun saya pergi, musik selalu mengiringi. Bila sebelumnya saya harus memasukkan lagu ke iTunes-yang akhirnya membuat kapasitas memori ponsel berkurang, saya beralih ke iPod. Tapi lama-lama saya pun kurang nyaman membawa gadget tambahan. Sejak Spotify rilis di Indonesia, Spotify jadi pilihan terbaik untuk mendengarkan lagu. Yaaa paling korbannya kuota internet handphone deh 🙂
Meski sama-sama ditujukan sebagai penunjuk jalan, sebenarnya Google Maps dan Waze punya fungsi yang berbeda. Google Maps cocok digunakan bila sedang bepergian dengan transportasi umum. Sebab fitur dan tampilannya yang sangat akurat merefleksikan tempat serta pilihan moda transportasi yang cukup variatif. Sedangkan Waze, lebih menyerupai GPS unit turn-by-turn yang biasa terdapat pada mobil. Jika dilihat secara fungsi, Waze sangat direkomendasikan bila bepergian dengan mobil. Jadi ke manapun saya pergi, kedua aplikasi ini sudah siap di ponsel.
Meski biasa melakukan perjalanan, saya masih saja kesulitan dengan urusan packing. Saya sering kebingungan dengan apa yang harus dibawa dan cara menyusun barang-barang tersebut. Untungnya, saya menemukan aplikasi packing, PackPoint. Saya hanya perlu memasukkan destinasi dan lamanya perjalanan, nantinya PackPoint yang akan membaca perkiraan cuaca selama perjalanan dan membuat daftar sejumlah barang yang harus dibawa. Tentu semuanya bergantung pada keputusan saya sendiri, mengikuti daftar yang disarankan atau tidak. Tetapi setidaknya saya punya acuan yang memudahkan kegiatan packing ini. Nah, nilai lebih dari PackPoint ini, ia bisa diintegrasikan dengan TripIt dan Evernote. Jadi makin mudah, bukan?
Traveling membutuhkan budget yang gak sedikit. Malah kadang budget ini bisa membengkak kalau kita gak bisa mengatur uang selama perjalanan. Awalnya saya sering khawatir overbudget, tapi sekarang saya bisa mengatur budget traveling lebih mudah dengan x-Card Jenius. Budget yang sudah dialokasikan di awal tinggal dimasukkan ke x-Card khusus traveling untuk dibawa selama perjalanan. x-Card ini dapat digunakan sebagai Kartu Debit di mesin ATM atau EDC apapun di seluruh Indonesia. Gak hanya itu, segala pengeluaran menggunakan x-Card baik gesek maupun tarik tunai juga akan tercatat di aplikasi Jenius.
Bepergian dengan teman-teman juga lebih mudah, sebab Jenius punya fitur Split Bill. Selesai makan, belanja, atau kegiatan apapun yang harus dibayar patungan, saya tinggal klik Split Bill dan memasukkan jumlah dan penerima tagihan. Nantinya aplikasi Jenius yang mengkalkulasi sekaligus mengirim permintaan kirim uang secara otomatis kepada akun yang bersangkutan. Jadi gak ada lagi istilah tidak enakan dalam menagih. 🙂
Golden Hour dan Blue Hour adalah waktu favorit bagi semua fotografer. Sayangnya, setiap daerah memiliki waktu terbit dan tenggelam matahari yang berbeda. Nah aplikasi ini memberitahu kita waktu terbit dan tenggelam matahari di kota yang kita tuju lengkap dengan arah terbit dan tenggelamnya sehingga membantu kita merencanakan sesi pemotretan.
Bukan berarti sudah sempurna
Itulah beberapa aplikasi yang sering saya gunakan selama traveling, namun pada beberapa kesempatan daftar aplikasi tersebut bisa bertambah tergantung dari kemana saya akan pergi. Keuntungannya adalah barang bawaan saya semakin ringan dan tidak ribet. Tetapi bukan berarti tanpa kelemahan, traveling dengan bantuan aplikasi memiliki 3 kelemahan utama, yaitu:
- Paket data internet harus selalu tersedia. Sekalipun tersedia, belum tentu bisa digunakan di semua daerah, tergantung dengan jangkauan sinyal layanan telekomunikasi yang digunakan. Untuk itu saya mengombinasikan beberapa aplikasi yang bisa digunakan dalam mode off-line salah satunya Evernote.
- Baterai ponsel cepat habis. Semakin banyak aplikasi yang digunakan, semakin cepat daya ponselmu habis. Itu artinya harus sedia power bank kapasitas tinggi yang terisi penuh.
- Jika gadget rusak maka perjalanan bisa berantakan seketika. Untuk mencegah rusaknya gadget, misalnya terkena hujan atau benturan, saya menggunakan pelindung gadget yang kuat dan anti air. Investasi yang cukup mahal memang, tetapi sangat dianjurkan guna mengantisipasi kejadian yang tidak diinginkan.
Meski punya beberapa kekurangan, memanfaatkan beberapa aplikasi dalam satu gadget tetap jadi pilihan yang tepat. Terutama bagi mereka yang ingin traveling tanpa ribet membawa banyak bawaan. Kamu punya aplikasi lain yang cocok dibawa saat perjalanan? Share di kolom komentar ya!
Artikel asli bisa dibaca dalam blog pribadi Wira.
Comments ( 0 )