Sebelum berinvestasi, ada baiknya memahami cara kerja instrumen investasi tersebut. Jangan sampai kamu berinvestasi memakai “common sense”—sedikit-sedikit berpikir kayaknya begini atau kayaknya begitu. Bahaya lho, Co.Creators.
Tiap instrumen investasi memiliki risiko, tanpa terkecuali. Terdengar menakutkan? Gak juga sih kalau kamu tau dan bisa menghitung serta memanfaatkan peluang. Nah, di sinilah pentingnya melakukan riset sebelum berinvestasi!
Kenapa kamu harus berinvestasi?
Alasan terbesar berinvestasi adalah adanya inflasi. Bisa dibilang tiap tahunnya kita mengalami inflasi, bahkan pada September 2022 inflasi sampai 5,7% yang mana merupakan inflasi tertinggi yang pernah dialami.
Nah, di sinilah kita perlu menempatkan uang kita dalam instrumen investasi yang cocok untuk keuangan kita. Ada 3 macam investasi nih, yaitu:
- Bisnis—bagaimanapun bisnis adalah berinvestasi karena kita menaruh modal. Bisnis ini bisa waralaba, online shop, rental mobil, skin care, dan sebagainya.
- Properti—investasi yang sejak dulu disukai karena bisa naik 11% tiap tahunnya; meliputi rumah, ruko, apartemen, dan sebagainya.
- Paper assets seperti yang kita ketahui seperti saham, obligasi, derivatif, reksa dana, dan sebagainya.
Riset dahulu, investasi kemudian
1. Riset reksa dana
Beli reksa dana sekarang gampang banget karena bisa dilakukan di berbagai platform. Nah, yang perlu kamu pahami sebelum membeli reksa dana adalah mempelajari dokumen yang tersedia.
Di platform kamu beli reksa dana, pasti ada tombol buat mengunduh dokumen yang bisa dijadikan bahan riset, yaitu prospektus dan fund fact sheet (FFS).
Prospektus wajib dibaca, dipahami, dan dijadikan pertimbangan sebelum kamu melakukan investasi di reksa dana. Di sini kamu bisa baca informasi detail mengenai produk reksa dana; mulai dari pembentukannya, hingga pembubaran/likuidasi reksa dana.
Sementara itu, fund fact sheet merupakan laporan bulanan yang diterbitkan oleh Manajer Investasi (MI) yang berisi mengenai informasi kinerja produk, sampai portofolio efek pada akhir bulan dari tiap reksa dana.
Dari 2 dokumen ini, kamu bisa tau serba-serbi reksa dana yang akan kamu beli. Khusus untuk FFS, kamu perlu memperhatikan alpha dan beta. Alpha mengindikasikan seberapa mampu MI mengalahkan hasil rata-rata indeks acuan. Semakin besar nilai positif alpha, semakin baik.
Sementara dalam beta: jika beta 1,0 berarti harga investasi akan bergerak mengikuti pasar; jika beta < 1,0 berarti volatilitas investasi akan lebih rendah daripada pasar; dan jika beta > 1,0 itu artinya volatilitas harga investasi akan lebih besar dibandingkan pasar. Perlu dicatat, beta gak berlalu di reksa dana pasar uang ya, Co.Creators
2. Riset saham
Menganalisis saham itu dilihat dari laporan keuangannya—dari kacamata investor ya, bukan trader. Nah, terdapat beberapa cara menganalisis laporan keuangan saham.
1. Analisis rasio profitabilitas
ROA & ROE bisa dijadikan patokan—tapi ROE lebih mudah dipakai. Analisis ini untuk mengukur kinerja perusahaan dalam memperoleh keuntungan bersih dikaitkan dengan pembayaran dividen.
Makin besar rasio ini, makin besar juga kenaikan laba bersih yang bersangkutan, selanjutnya akan menaikkan harga saham dan semakin besar pula dividen yang diterima investor.
2. Analisis rasio solvabilitas
Analisis rasio solvabilitas dipakai untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka panjang atau kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban-kewajiban jika terjadi pailit.
DER, CAR, long term debt to asset ratio.
DER = jumlah utang/jumlah modal x 100%
Makin tinggi rasio ini, maka makin kecil kemampuan bayar utang dari modal sendiri
3. Price to Earning Ratio (PER)
Harga saham jika dibandingkan dengan keuntungan atau laba (EPS). Bandingkan PER perusahaan lain di industri sejenis. Jika PER kecil, maka harga perusahaan dianggap murah.
Langkah menganalisis fundamental
- Bandingkan saham-saham per sektor dengan menggunakan ROE, dan/atau DER.
- Cari saham yang murah dengan PER dan/atau PBV (tiap saat nilainya berubah)
- Periksa kinerja perusahaan dengan membandingkan nilai-nilai rasio antar-periode.
3. Riset Obligasi
KKalau yang dikeluarkan pemerintah, pembayarannya dijamin undang-undang, jadi bisa dikategorikan aman. Masalahnya, bagaimana kalau perusahaan? Bagaimana cara lihatnya? Bagaimana cara kita memutuskan mau beli surat utang yang diterbitkan oleh company. Direkomendasikan dengan rating triple A (AAA).
Properti sebagai investasi
Sering dianggap investasi paling aman, karena “gak hilang” padahal termasuk rumit karena:
- Unorganized market—gak punya tolok ukur. Sifatnya sangat lokal, gak dipengaruhi oleh area lain.
- Segmennya berlapis-lapis.
Ketika memutuskan untuk milih properti sebagai invetasi, kita mau masuk di lapisan mana? Pendapatan konsumen di lapisan ini bagaimana?
CAGR (compounded annual growth rate) di Jabodetabek— khususnya Jakarta Selatan dan Tangerang dalam 10 tahun rata-rata 15-21%. Jangan lupa pertimbangkan properti gak likuid.
Perhatikan juga bahwa dalam properti memiliki jangka waktu:
- Jangka pendek > 5-10 tahun
- Jangka panjang > 10 tahun
Tantangan ekonomi di Indonesia lebih tinggi karena ada isu resesi. Apakah akan terjadi? Kalaupun iya, kita harus siap-siap. Orang yang punya liquid cash adalah orang yang beruntung karena bisa survive dan punya kesempatan dalam kesempitan.
Ada 4 siklus dalam properti yang memengaruhi harga:
- Soft market: waktu wait and see—stagnan harga properti
- Sellers: waktu bagi para penjual—orang-orang sedang banyak uang ditandai dengan inflasi rendah dan suku bunga rendah. Orang jadi consider untuk KPR. Harga properti lagi bagus buat jualan.
- Weak: fase transisi. Dari booming malah jadi turun.
- Buyers: harganya menurun tajam. Ini waktunya membeli, ditandai dengan inflasi tinggi dan suku bunga tinggi. Bikin pembeli jadi sedikit. Makin banyak orang yang butuh uang. Kemungkinan besar harga bakal turun. Jika benar ada resesi, bakal menuju fase buyers nih Indonesia.
Jenis properti yang lebih sulit daripada lainnya jadi investasi adalah apartemen karena banyak pengaruhnya, misal:
- Legalitas
- Manajemen apartemen
- Sertifikat
- Lokasi terbaik di area premium
Wah… untuk melakukan investasi, kita memang harus riset. Hal ini tentunya biar tujuan keuangannya tercapai! Semoga artikel ini membantu kamu yang sedang maju mundur memilih instrumen investasi ya, Co.Creators!
Artikel ini merupakan ringkasan acara Co.Create Club
bersama Ghita Argasasmita (Director Integrita Financial)
dengan judul Cara Melakukan Riset Sebelum Berinvestasi
Comments ( 0 )