Selamat ulang tahun, Jenius SMBC Indonesia!
Mendapatkan beasiswa dan berkuliah di luar negeri dapat dipastikan adalah impian buat nyaris semua orang. Aku sangat bersyukur menjadi salah satu yang dapat merasakan kehidupan sebagai mahasiswa penerima beasiswa di luar negeri. Sebagai seorang awardee, aku dituntut untuk lihai dalam mengelola berbagai urusan: mulai dari kegiatan kampus yang padat, kehidupan sosial dengan teman-teman dan kolega, hingga manajemen stres dan masalah-masalah pribadi. Nah, kali ini aku akan berbagi salah satu bagian dari persoalan yang terakhir: masalah keuangan. Ya, masalah keuangan bagi awardee beasiswa merupakan salah satu problem vital yang menyangkut hidup dan mati. Sebagai penerima beasiswa, aku dituntut untuk memiliki kehidupan keuangan yang sehat dalam artian cukup, arus kas lancar, gak boleh defisit, dan gak boleh berkekurangan. Oleh karena itu, di sini aku akan mencoba berbagi tips mengelola keuangan dan berhemat bersama Jenius.
Mengelola keuangan dan berhemat adalah dua hal yang saling terkait erat satu sama lain. Sebenarnya kedua problem ini sangat tricky dan personal. Namun, aku kira cara-cara yang akan aku rinci berikut sangat universal dan pasti hampir semua orang tau.
1. Memiliki Rekening
Memiliki rekening akan sangat membantu dalam pengelolaan keuangan kita. Sebagai mahasiswa di luar negeri, aku wajib memiliki rekening di negaraku domisili untuk keperluan studi dan rekening Indonesia untuk keperluan lain yang terkait dengan urusan-urusan di Indonesia. Sebelum aku berangkat studi ke luar, aku sudah memiliki rekening bank di Indonesia. Namun, aku kurang puas dengan layanan mereka terutama terkait penyediaan layanan digital banking. Setelah mencari-cari informasi tentang layanan berbagai bank, pilihanku jatuh pada Jenius. Awalnya aku pelajari dulu bagaimana cara kerja Jenius, kelebihan, dan segala informasi tentangnya di http://www.jenius.com. Ternyata Jenius ini digital banking kekinian yang sangat cocok untuk aku. Aku menyesal mengapa setelah 4 tahun Jenius aku baru mengenalnya sekitar setahun yang lalu. Aplikasi Jenius sangat user friendly dan sangat mudah digunakan bahkan bagi orang yang pertama kali mencobanya. Pembukaan rekeningnya pun sangat mudah: hanya membutuhkan KTP, handphone, nomor handphone Indonesia aktif, dan sambungan internet—tanpa harus pergi ke bank. Bahkan, aku membuka rekening Jeniusku di luar negeri! Sungguh sangat mudah sekali. Dan, sejak saat itulah, cerita Jenius-ku dimulai.
2. Analisis Pemasukan
Sebelum melangkah lebih jauh, kita harus mengetahui betul dari mana saja pemasukan kita berasal. In my case, pemasukan utamaku adalah allowance yang turun bulanan. Bagi teman yang juga menjadi teaching assistant, salary yang diperoleh juga masuk kategori pemasukan. Nah, bagi teman-teman yang kira-kira masih memiliki waktu, menjadi teaching assistant ini bisa menjadi pilihan untuk menambah pundi-pundi keuangan. Teman-teman juga dapat mengikuti berbagai platform survei daring berbayar untuk menambah uang jajan seperti aku. Jika teman-teman suka tantangan, teman-teman juga bisa mengikuti challenge dan giveaway di media sosial untuk mempertebal uang saku.
3. Analisis Pengeluaran
Selanjutnya adalah mengetahui betul untuk apa saja pemasukan tadi kita belanjakan. Aku biasanya membagi pengeluaran menjadi beberapa kategori.
a. Pengeluaran rutin seperti biaya kos, makan, transportasi, kebutuhan sehari-hari seperti keperluan mandi dan cuci, serta sejenisnya. Untuk pengeluaran ini aku mengalokasikan maksimal 40%.
b. Pengeluaran gak rutin seperti jalan-jalan, nonton, beli baju baru, beli sepatu baru, beli perabot baru, dan sejenisnya. Untuk pengeluaran ini aku mengalokasikan maksimum 20%. Karena pengeluaran ini tergantung keinginan, biasanya alokasi 20% ini bersisa banyak. Sisa yang banyak ini akan aku masukkan di kategori berikutnya.
c. Pengeluaran untuk tabungan dan investasi termasuk dana darurat dan dana sosial. Untuk pengeluaran ini aku mengalokasikan minimal 40%.
4. Menabung
Setelah membagi pos-pos pengeluaran seperti di atas, akan sangat mudah untuk menentukan berapa uang yang aku tabung. Biasanya setelah allowance turun, aku langsung memindahkan 40% bagiannya ke tabungan. Dalam kasus ini, uang aku simpan ke tabunganku di luar negeri dulu. Secara periodik sebagian tabungan uang asing aku tukarkan ke rupiah dan menyimpannya di Jenius. Sayangnya, Jenius belum menyediakan layanan uang asing mata uang negara aku studi. Jadi, biasanya aku menukarkannya kepada teman-teman diaspora yang juga membutuhkan penukaran rupiah. Semoga ke depannya di Jenius ditambah mata uang Baht Thailand, ya.
Jenius juga menyediakan tabungan Flexi Saver yang memberi bunga yang lumayan. Karena fokus utamaku adalah investasi (akan aku bahas di poin berikutnya), sebagian besar uang rupiah aku depositokan dan sisanya aku simpan di Flexi Saver. Selain bunganya lumayan, Flexi Saver juga sangat mudah dicairkan in case ada kebutuhan darurat.
5. Memulai Investasi
Setelah beberapa waktu, aku mulai berpikir untuk mengembangkan tabunganku. Ya, karena kita tahu tabungan biasa sangat rendah dalam memberikan bunga. Sebagai orang yang masih awam dalam investasi, pilihanku jatuh pada deposito. Alasan utamaku adalah faktor keamanan. Dan, Jenius juga menyediakan fitur deposito Maxi Saver. Lengkaplah sudah. Dengan bunga deposito yang menurutku lebih besar daripada rata-rata kebanyakan bank lainnya, aku sangat suka dengan Maxi Saver dari Jenius. Kita bisa memilih opsi perpanjangan dan opsi jatuh tempo sesuai keinginan kita.
6. Mengatur Belanja
Untuk memenuhi kebutuhan, aku biasanya melakukan 2 jenis belanja besar. Yang pertama adalah belanja bulanan untuk membeli kebutuhan yang lumayan gak cepat habis seperti kebutuhan mandi dan cuci, minyak goreng, mi instan, dan sejenisnya. Yang kedua adalah belanja dua mingguan untuk membeli kebutuhan yang cepat habis seperti sayur, buah, bumbu dapur, dan telur. Biasanya aku belanja 2 mingguan di pasar tradisional di dekat kampus.
7. Masak Sendiri
Benar. Masak sendiri dapat memangkas pengeluaran makan secara signifikan! Aku biasanya masak pagi sebelum berangkat ke lab untuk sarapan dan makan siang. Untuk makan malam biasanya aku lebih variarif. Bisa masak sendiri atau jika sedang capek beli di luar. Beruntungnya, beli makan di kantin kampusku juga sangat murah.
8. Say No to Gengsi
Meminimalisasi pengeluaran untuk keinginan (bukan kebutuhan) adalah kunci. Ibuku selalu menasihati gak perlu silau dengan HP baru, baju baru, sepatu baru, atau yang baru lainnya punya orang lain. Tau bahwa apa yang kita punya sudah cukup untuk menjalani hidup aku kira sudah cukup. Ya, walaupun sekali-sekali memberi reward kepada diri sendiri juga sangat bagus.
Nah, itu tips dari aku. Menurut kamu menarik gak nih? Semoga bermanfaat buat para Co.Creators, ya.
Sekali lagi aku ucapkan, selamat ulang tahun, Jenius!
Comments ( 0 )