Wah, insightful dan seru banget ya kayanya kerja jadi tim SQA di Jenius #sebuahinsight
Tau gak, sebelum sampai di tanganmu dan bisa digunakan, aplikasi Jenius yang telah dikembangkan oleh tim development harus melewati serangkaian proses pengujian terlebih dahulu. Tahap ini penting untuk mengetahui apakah masih ada kesalahan atau kerusakan (defect) dalam aplikasi.
Pengujian aplikasi ini dilakukan oleh teman-teman dari Chapter Software Quality Assurance (SQA). Layaknya Developer, Para SQA ini juga tersebar di setiap squad atau tim development yang bertanggung jawab mengembangkan fitur-fitur Jenius. Jadi, secara umum SQA bisa dikatakan sebagai penjamin mutu suatu produk, sehingga pekerjaan mereka kurang lebih mencakup pengujian pra-produksi untuk mengetahui apakah produk tersebut sudah atau belum layak guna sesuai dengan standar yang sudah ditetapkan oleh perusahaan.
Secara proses, pengujian aplikasi dilakukan secara manual dan automation. Manual testing dilakukan untuk mengetahui pengalaman pengguna, salah satunya yaitu tampilan aplikasi dan pengecekan fungsi apakah telah berjalan dengan baik. Di sisi lain, automation testing dilakukan untuk menguji hal-hal yang tak bisa ditemukan langsung melalui pengamatan biasa. Di Jenius, kedua metode ini dilakukan secara bersama-sama. QA melakukan testing dengan beberapa device berbeda sedangkan QE (Quality Engineer), yang masih merupakan bagian dari Chapter SQA dan bertanggung jawab melakukan automation testing, akan menguji dengan membuat script coding menggunakan software tertentu.
Alur pengujian aplikasi berawal dari Product Owner (PO) yang mempersiapkan berbagai macam kemungkinan yang terjadi dalam penggunaan aplikasi. Nantinya daftar kemungkinan yang disebut story ini dipisahkan berdasarkan beberapa kategori besar. Masing-masing story memiliki beberapa acceptance criteria scenario yang kemudian akan dituangkan menjadi test case oleh para QA untuk dilakukan pengujian. QA di masing-masing squad akan membuat test case berdasarkan story yang sudah di buat oleh PO dan disepakati bersama oleh tim development untuk masuk ke jadwal sprint.
Singkatnya, sementara developer akan mengembangkan fitur aplikasi, QA juga akan membuat test case dan QE akan membangun automation test script. Bila fitur telah selesai dikembangkan dan siap untuk diuji, maka SQA akan melakukan pengujian di berbagai platform dan sistem operasi yang sudah ditentukan bersama. Story bisa dianggap selesai bila telah melewati pengujian yang dilakukan oleh SQA dan sudah di verifikasi oleh PO. Jika masih ada issue ataupun defect, maka SQA akan membuat defect ticket untuk dilakukan perbaikan oleh pihak developer hingga defect tersebut diperbaiki.
Tolak ukur passed/failed suatu fitur aplikasi ditentukan berdasarkan kesepakatan bersama antar anggota tim ketika story tersebut dibuat. Setelah melalui berbagai pengujian pun, suatu fitur tidak mungkin seratus persen bebas bug atau tidak ada kesalahan sama sekali. Pengukuran dalam pengujian ini lebih berfokus pada risiko bug yang mau diambil sebelum produk masuk tahap produksi.
Dalam satu proses pengujian misalnya terdapat 15 bug, kemudian bug tersebut dipisahkan berdasarkan kategori, critical, high, medium, dan low. Bug yang masuk kategori critical akan segera masuk prioritas perbaikan, sedangkan untuk kategori low akan dipertimbangkan berdasarkan dampak yang ditimbulkan. Bila dampak atau risiko bug tersebut dalam skala kecil atau minimum, PO dan/atau stakeholders lainnya akan memutuskan untuk naik ke tahap berikutnya atau menunggu perbaikan dan retest.
Berkarier jadi QA, kenapa enggak?
Setiati Rezeki bersama tim QA Jenius.
Buat kamu yang ingin berkarier jadi seorang QA, tentu skill utama yang harus kamu miliki adalah teliti pada hal-hal kecil. Selain itu, kemampuan berkomunikasi baik secara lisan maupun tertulis kamu juga harus mumpuni. Sebab selama pengujian kamu harus mampu mengutarakan temuan kamu secara kritis baik kepada tim developer maupun Product Owner.
Nah kalau yang ini tim QE Jenius.
Bagaimana dengan QE? Selain dua skill penting di atas, kamu juga disarankan untuk mulai menambah kemampuan lain seperti mempelajari bahasa pemrograman. Kebutuhan akan automation testing ini semakin meningkat lho. Hal ini berarti peluang karier menjadi QE makin terbuka luas. Jadi gak perlu ragu untuk belajar bahasa pemrograman ya.
Punya pertanyaan seputar SQA?
Tanyakan langsung ke ahlinya yuk. Jenius Co.Create kali ini memfasilitasi kamu untuk diskusi bersama ahli melalui program #AskTheExpert. Kamu bisa menanyakan seluk beluk QA lebih mendalam, tips dan peluang karier, teknologi atau software terkait QA, aktivitas dan keseharian seorang QA, bahkan soal fitur Jenius itu sendiri. Siapa saja expert yang akan hadir dalam ruang diskusi?
- Setiati Rezeki, Digital Banking, VP Chapter Quality Assurance Lead, Bank SMBC Indonesia yang akan menjawab pertanyaanmu setiap harinya.
- Malisa Putri, Digital Banking, Software Quality Assurance, Bank SMBC Indonesia
- Eko Prabowo, Digital Banking, Software Quality Assurance Engineer, Bank SMBC Indonesia.
Program terbaru dari Jenius Co.Create ini dibuka mulai tanggal 23-29 Juli 2019. Tunggu apa lagi, segera kirim pertanyaanmu melalui tombol di bawah ini ya.
Artikel ini merupakan hasil kolaborasi bersama Adinda Mireya.
Comments ( 2 )