Setuju! Ayo kita terapkan financial planning yang baik dan konsisten.
Makasih ya atas ceritanya yang menarik
Uang. Money. お金. 钱. 돈. Pembahasan soal uang biasanya adalah pembahasan yang cukup sensitif tapi menarik untuk dibahas. Kalau ada seminar soal financial planning, tak sedikit orang yang mendaftar untuk mengetahui cara mengatur keuangan supaya di masa depan bisa kipas-kipas pakai uang alias punya banyak uang. Aku pun salah satu orang yang tertarik untuk ikut seminar soal financial planning. Tapi melihat biaya seminar yang mahal, kuurungkan kembali niatku tersebut.
Sebagai anak millennial yang masih misqueen, aku pun tak hilang akal untuk mencari ilmu soal financial planning. Kutanyakan saja sama mbah Google terkait financial planning ini. Dari hasil pencarianku, aku menemukan satu cara menarik.
Penjabaran singkatnya, pertama-tama kita ketahui dulu berapa jumlah uang yang kita miliki saat ini. Lalu tentukan tujuan (goals) yang mau kita capai. Tujuan ini bisa dalam jangka waktu dekat, jangka waktu menengah, dan jangka waktu panjang. Nah untuk mencapai tujuan-tujuan tersebut, kita cari tahu butuh berapa banyak dana dan kapan uang itu harus sudah ada. Setelah itu, kita akan tahu gambaran uang yang harus kita tabung supaya bisa mencapai tujuan tersebut. Lalu kita ukur seberapa banyak risiko yang mau kita ambil untuk menginvestasikan uang yang kita punya supaya bisa mendapatkan keuntungan yang lebih banyak. Baru setelah itu kita cari tahu di mana kita akan menginvestasikan uang kita.
Cara ini menurutku harus dibarengi dengan cara melakukan budgeting dari uang yang kita punya. Secara teori kita harus mengalokasikan 50% pendapatan kita untuk kebutuhan mendasar, 30% untuk hal yang kita inginkan, dan 20% untuk ditabung. Intinya kita harus disiplin dalam mengatur keuangan kita. Tapi yang jadi pertanyaan adalah apakah bisa aku disiplin seperti itu??? Apalagi budaya konsumerisme sudah mendarah daging karena aku sempat tinggal di Jakarta yang bisa dibilang konsumerismenya tinggi.
Untunglah aku menemukan Jenius sebagai salah satu alat yang kuandalkan untuk mengatur keuanganku. Pertama kali kenal Jenius itu di akhir tahun 2017. Saat itu aku tertarik dengan fitur Jenius yang bisa mengirim uang antar bank tanpa kena biaya. Selain itu Jenius juga dengan bangganya bilang kalau dia tidak mengenakan biaya administrasi untuk para nasabah yang menyimpan uang di Jenius. Gila! Luar biasa banget kan?! Cocok banget untukku si anak millennial misqueen yang pelit buat bayar biaya administrasi bank dan biaya transfer.
Terus Jenius juga memudahkan para penggunanya untuk buka akun di Jenius. Soalnya kita bisa buka akun Jenius di mana saja dan kapan saja. Nanti petugas Jenius yang akan datang ke kita untuk menyerahkan kartu dan mengaktivasinya. Wah, memang Jenius bikin #hari2jenius kan?!
Oke, jadi fitur apa yang bikin #hari2jenius dalam mengatur keuanganku? Jenius punya tiga kategori untuk menyimpan uang deposito, yaitu Flexi Saver, Dream Saver, dan Maxi Saver. Buat yang bingung deposito itu apa, deposito adalah produk penyimpanan uang di bank yang penarikannya hanya bisa dilakukan setelah melewati waktu tertentu.
Untuk Flexi Saver, fitur ini semacam tabungan deposito, tapi penarikannya bisa kapan pun dan bunga yang ditawarkan lebih besar daripada bunga di tabungan biasa. Aku gunakan fitur ini untuk simpan semua uang yang mau kugunakan di kala darurat. Jadi kalau ada apa-apa, aku bisa langsung cairkan uangnya dan kalau tak dipakai, bunga yang kudapat lebih besar daripada kalau aku simpan di tabungan biasa.
Lalu Dream Saver ini semacam tools financial planning yang kubicarakan sebelumnya. Misal aku punya mimpi untuk beli mobil seharga Rp 100.000.000. Dana yang bisa aku sisihkan untuk beli mobil tersebut adalah Rp 3.000.000 setiap bulannya. Nanti saat aku buka Dream Saver ini, aku masukkan saja Rp 100jt sebagai uang yang ingin aku capai dan Rp 3jt sebagai uang yang akan “diambil” dari tabungan aktifku setiap bulannya. Hal ini membantuku supaya aku tidak pakai uang itu untuk keperluan lain. Jadi aku bisa disiplin untuk nabung Rp 3jt setiap bulannya supaya bisa beli mobil tersebut. Nah Jenius juga sudah mengkalkulasikan kapan uang Rp 100jt tersebut akan tercapai kalau aku rutin menabung Rp 3jt setiap bulannya. Bikin #hari2jenius banget kan?
Fitur deposito terakhir adalah Maxi Saver. Nah kalau aku ingin memaksimalkan investasi dari deposito, aku akan menggunakan fitur Maxi Saver ini. Minimal uang yang kita simpan di Maxi Saver ini adalah Rp 10jt. Tenor alias jangka waktu pencairan uangnya di mulai dari 1 bulan hingga 12 bulan. Bunga yang diberikan tentu lebih besar daripada bunga Flexi Saver dan Dream Saver. Bahkan ketimbang bank-bank besar, bunga di Maxi Saver ini masih lebih besar loh.
Apabila kita sudah memilih berapa banyak uang yang mau didepositokan dan tenornya, kita juga bisa pilih mau cairkan semua uang deposito beserta bunganya, mau cairkan bunganya saja dan tetap melanjutkan deposito uang sesuai tenor yang kita pilih tersebut, atau depositokan kembali semua uang dan bunga yang didapat secara otomatis sesuai tenor yang kita pilih. Aku sih biasanya pilih cairkan bunga dan lanjutkan deposit uang yang ada di Maxi Saver ke tenor berikutnya. Namun kalau aku berubah pikiran, aku masih diberi lima kesempatan untuk mengubah pilihan pencairan deposito tersebut. Memang Jenius ini bikin #hari2jenius!
Comments ( 1 )