Membangun bisnis dari sebuah hobi, gak hanya dilakukan oleh Ayang Cempaka. Sammy Bramantyo, bassist grup band Seringai juga melakukan hal serupa lewat ketertarikannya pada musik metal, motor, dan seni tato.
Pada Jenius dan tim Kawasan Darmo, Sammy bercerita bahwa awalnya ia terinspirasi dari rekan musisinya, Arian, yang terampil menggambar. Toko pertama pun lahir dengan desain dan produksi dibantu oleh Arian. Namun sayangnya bisnis pertama ini gagal.
“Kita ngerjain semuanya sendiri”
Di tahun 2011, Sammy berkolaborasi dengan beberapa kawan lamanya dan membangun bisnis baru bernama Lawless.
Sammy bercerita tentang Lawless Jakarta kepada Jenius dan teman-teman Co.Creators dari Kawasan Darmo. Sumber gambar: Kawasan Darmo
Melalui Lawless, Sammy mengombinasikan unsur musik metal, motor custom, dan tato yang saat itu belum banyak diaplikasikan pada bisnis. Menurutnya, inilah yang menjadi keunikan dari Lawless.
“Dulu kita berpikir bagaimana caranya kita menjadi yang pertama dan punya keunikan. Nah keunikan itu menjadi kunci dalam kita beride”
Sammy Bramantyo
Kini Lawless sudah memiliki beberapa cabang, mulai dari Lawless T-Shirt yang menjual merchandise t-shirt band Seringai, Lawless Tattoo, Lawless Garage untuk motor custom, Lawless Records sebagi music label, dan yang terbaru adalah Lawless Burgerbar. Semuanya berlokasi di Kemang, Jakarta Selatan.
Sammy juga mengakui bahwa ia dan tim banyak mengambil referensi dari orang lain, namun tetap fokus pada sesuatu yang berbeda dan belum ada sama sekali. Konsep tersebut tidak hanya diterapkan pada Lawless, tapi juga Sekepal Aspal, media ekspresi bagi para pecinta motor kustom. Sekepal Aspal tidak hanya ia tujukan sebagai ajang untuk nongkrong ataupun kumpul-kumpul saja, seperti kebanyakan acara komunitas, melainkan sebagai ajang untuk memamerkan karya.
“Kalau nungguin orang lain yang bikin, sepertinya gak bakal jadi. Lalu kenapa gak kita sendiri yang coba?”
Sammy Bramantyo.
Siapa yang setuju dengan ungkapan Sammy barusan? Tunjuk tangan! Sumber gambar: Kawasan Darmo
Sammy dan tim juga selalu berusaha untuk menerapkan strategi komunikasi yang unik. Beberapa contoh gimmick yang pernah ia lakukan adalah music charity untuk mendukung kampanye Men’s Health, kompetisi foto amatir tentang wanita dan motor custom, serta konsep musik metal pada Lawless Burgerbar.
Sammy dan tim awalnya meragukan penerapan konsep musik metal di restoran burger mereka, walaupun itu sudah menjadi bagian dari konsep brand yang mereka bangun. Sempat diawali dengan keraguan, kenyataannya banyak teman-teman di luar komunitas Lawless yang berkunjung ke restoran tersebut.
Selain sharing session, ada juga pameran motor custom dari Lawless garage lho. Sumber gambar: Kawasan Darmo
Tertarik untuk mengubah hobimu jadi penghasilan seperti Sammy? Sammy menganjurkan untuk terus memperkaya wawasan dan referensi. Semakin banyak referensi, semakin banyak hal yang bisa diterapkan untuk bisnis kamu nanti. Meski mengambil referensi dari orang lain, tetap ciptakan karya yang sesuai dengan versi dan karakter kamu ya!
Acara ini merupakan hasil kolaborasi Jenius bersama Kawasan Darmo yang dilangsungkan pada 24 Agustus lalu di Qubicle Suropati 84, Surabaya. Punya cerita dan pengalaman yang sama seperti Sammy? Jangan lupa untuk bagikan di kolom komentar ya. Kamu juga bisa submit ide acara menarik selanjutnya di sini.
Comments ( 0 )