smart device bisa banget meringankan hal2 kecil dirumah, meski terkadang orang liatnya lebay, tapi kamar saya bisa dibilang sdh bisa voice command, yg sering aku pake google assistant di hape yang pakai jadwal ,jadi setiap aku pulang kerja, google bakal otomatis bilang selamat datang, cek cuaca, bacaain berita dan lain2, Quality of life banget deh
Hi Co.Creators! Kalau kemarin aku udah kasih tips untuk menyulap TV lama kamu jadi smart TV, sekarang giliran kita sulap perangkat elektronik lainnya yang ada di rumah. Seperti yang kamu tau, udah banyak banget perangkat internet of things (IoT) yang dijual murah di e-commerce. Apa sih IoT itu? IoT adalah sebuah konsep yang mana suatu objek memiliki kemampuan mentransfer data melalui jaringan tanpa memerlukan interaksi manusia ke manusia atau manusia ke komputer. Dengan adanya IoT, masing-masing barang yang punya fitur dan kegunaan bakal bisa diintegrasikan. Hal ini bikin rumah kamu terasa kayak smart home, lho!
Selain rekomendasi jenis perangkat, dalam artikel ini aku juga mau berbagi tips buat kamu biar semua perangkat ini terintegrasi satu sama lain, yang tentunya bakalan mempermudah rutinitas kamu sehari-hari. Udah siap? Mulai dari 2 aksesori terjangkau dulu, yuk!
Atur Pencahayaan Rumah Pakai Smart Bulb
Kepingin punya lampu kamar yang bisa dikendalikan dari smartphone? Kalau iya, sekarang smart bulb sudah bisa didapetin mulai dari Rp100.000, tergantung merek dan besaran watt. Berbeda dari lampu bohlam LED biasa, smart bulb bisa dikendalikan dari smartphone, bahkan kamu bisa atur sendiri kecerahan lampu dan perubahan warnanya.
Baca juga: 4 Aksesori Laptop yang Bisa Bikin Video Conference Kamu Lebih Nyaman
Kalau cuma buat lampu tidur, daya 9 watt sudah cukup banget kok, baik untuk sudut kamar maupun dipasang ke standing lamp. Dari bentuknya, gak ada bedanya kok dari bohlam biasa, paling bakalan terasa agak berat karena modul Wi-Fi sudah terintegrasi di dalamnya. Untuk pilihan merek? Kalau ngerasa Philips terlalu mahal, kamu bisa pilih merek lain kayak Yeelight atau Bardi.
Penggunaan smart bulb juga bikin hemat listrik, lho! Soalnya, selain bisa atur intensitas kecerahan, aplikasi dari masing-masing penyedia juga kasih fitur yang mana kamu bisa mengeset rutinitasmu. Misalnya, lampu bakalan otomatis mati di jam tidur, lalu menyala ketika matahari terbit.
Kendalikan Elektronik Lainnya Pakai Smart IR Remote
Nah, kalau alat yang satu ini menurutku termasuk yang paling penting sebelum punya yang lain. Dilihat dari bentuknya memang kayak adapter biasa yang perlu dicolok ke listrik, tapi fungsinya banyak banget! Sesuai namanya, basically ini adalah remote inframerah yang punya teknologi lebih canggih. Fungsinya apa? Untuk mengendalikan semua elektronik di rumah yang dikendalikan pakai IR remote.
“Berarti kayak TV gitu dong? AC juga?”
Betul, bahkan kipas angin pun sudah ada yang pakai IR remote, kan? Satu perangkat bisa berfungsi menggantikan seluruh remote yang ada di rumah. Cakupannya 360 derajat, jadi tinggal taruh di sudut ruangan. Untuk hasil lebih optimal, satu ruangan memerlukan satu smart IR remote.
Baca juga: Menyulap TV Lama Jadi Smart TV, Memang Bisa?
Taruh alatnya, colok ke listrik, sambungkan ke Wi-Fi, udah deh! Lewat aplikasi di smartphone, kamu bisa ngedaftarin masing-masing perangkat elektronik yang ada di rumah. Misalnya untuk TV, nanti bakal ada daftar merek lengkap untuk dipilih.
Dari pengalamanku, asal merek TV-nya mainstream alias banyak bertebaran di toko-toko, fungsi buat nyalain dan matiin TV bakalan aman, sampai atur volume dan perintah lainnya. Yang agak tricky tuh AC karena gak semuanya cocok untuk bisa diintegrasikan dengan perintah buat ngeganti suhu, arah angin, dan intensitas angin. Sejak ada perangkat IoT ini, semua remote yang nyelip di kolong meja, kursi, dan kolong kasur gak pernah diambil lagi deh!
Integrasi dengan Google Home & Google Assistant
Nah, kalau udah punya smart bulb dan smart infrared remote, kamu bisa integrasikan semuanya ke dalam satu aplikasi ringkas. Yang aku rekomendasikan sih Google Home! Soalnya, dukungan untuk berbagai jenis merek lebih lengkap. Lewat aplikasi ini, kamu bisa ngedaftarin masing-masing perangkat dari merek yang berbeda (seperti smart bulb dari Philips dan IR Remote milik Bardi). Tinggal dikelompokkan, mana yang ada di ruang tamu, kamar tidur, dan sebagainya.
Kalau sudah, kamu bisa kendalikan semuanya dari Google Home. Mau lebih canggih lagi? Bisa! Kalau dikulik lebih dalam, kamu bisa memanfaatkan fitur “Routines” untuk atur kondisi elektronik di rumah sesuai keinginan pada jam tertentu.
Kamu bisa pilih salah satu di antara beberapa opsi waktu seperti “bedtime” dan “I’m home”. Masing-masing bisa digunakan sebagai frasa perintah ketika kita mengirimkan perintah suara ke Google Assistant. Contohnya untuk bedtime, kita bisa atur suhu AC supaya gak terlalu dingin dan mengatur smart bulb agar cahayanya lebih redup.
Baru pulang kerja? Sesampainya di rumah, kita cukup bilang “I’m home” ke Google Assistant yang ada di smartphone, lalu IoT yang sudah diatur tadi bisa otomatis nyalain lampu, AC, sampai TV sesuai keinginan. Gak perlu ribet nyalain satu demi satu karena dengan IoT semua bakal terasa lebih mudah dan seamless!
Baca juga: Berkenalan dengan Cara Kerja Google Home
Kalau barang-barang yang direkomendasikan terasa mahal, kamu bisa cari dari merek yang murah. Selain Google Home, kamu bisa alihkan ke versi mininya kalau untuk kamar saja. Bahkan ada juga Amazon yang mengeluarkan produk ini dengan nama Amazon Alexa atau Amazon Echo. Kamu juga bisa mencicil beli barang-barangnya satu per satu, gak perlu langsung sekaligus. Pokoknya, prioritaskan dulu sesuai kebutuhan kamu. Bisa mulai dari kamar tidur sendiri, sampai nanti bisa integrasi semua lampu dan elektronik dalam satu rumah. Bahkan, kamu bisa ajak kakak, adik, bahkan anggota keluarga lainnya untuk urunan beli. Wah, kebayang seru banget ya punya IoT yang bikin rumah kamu jadi smart home!
Di antara dua perangkat di atas, mana yang menurut kamu wajib dimiliki lebih dulu? Bisa lho kamu pikirkan prioritasnya. Ada lagi gak IoT yang menurut kamu mesti dimiliki? Share di kolom komentar.
Comments ( 1 )