Teknologi mulai mengubah perilaku masyarakat yang semula konvensional menjadi digital. Tren ini membuka peluang bagi berbagai industri, termasuk perbankan dan fintech. Dalam prospek bisnis, selain peluang, pengolahan data serta pemahaman mengenai kebutuhan masyarakat digital savvy juga perlu diperhatikan.
Peluang, tantangan, dan tren perilaku masyarakat digital savvy inilah yang dibahas secara mendalam pada Jenius Conference 2019 tanggal 22 Februari lalu di Menara SMBC.
Konferensi yang juga masih merupakan satu bagian dari Co.Creation Week 2019 ini menghadirkan Peterjan van Nieuwenhuizen, Head of Digital Banking – SMBC Indonesia, Sukarela Batunanggar, Deputy Commisioner – OJK, Gábor Benedek, Data Scientist – Lynx Analytics, dan Irwan Tisnabudi, Value Proposition & Product Head, Deputy Head, Digital Banking – SMBC Indonesia.
Konferensi dibuka dengan pemaparan beberapa data menarik seputar tingkat penetrasi digital di Indonesia oleh Peterjan van Nieuwenhuizen.
Peter membuka konferensi dengan menyajikan beberapa data menarik. Dua di antaranya adalah fakta mengenai tingkat pengguna mobile internet aktif di Indonesia, yaitu sebesar 143 juta penduduk serta tingginya penggunaan Facebook dan Instagram se-Asia Pasifik. Di beberapa sektor industri, peluang ini sudah dimanfaatkan dengan baik. Lalu bagaimana dengan industri perbankan dan layanan finansial?
Peter menganjurkan para pelaku industri perbankan dan layanan finansial untuk mulai bergerak dari traditional banking ke Life Finance. Istilah Life Finance ini dapat diartikan sebagai gambaran bahwa dalam kehidupan sehari-hari, mulai dari bangun tidur hingga waktunya tidur lagi kita selalu membuat keputusan. Mulai dari transportasi ke kantor, menu makan siang yang ingin disantap, hingga transportasi pulang ke rumah. Semua keputusan tersebut memiliki konsekuensi finansial. Bagi Jenius, kehidupan (life) dan keuangan (finance) berhubungan erat, dan Jenius ingin menjadi bagian dalam Life Finance setiap orang. Namun yang Peter tekankan adalah, bukan berarti uang yang menjadi fokus utamanya. “It’s about putting your life before your money,” tuturnya.
Sebagai gambaran, Peter memaparkan keberhasilan Uber dan Amazon Go. Keduanya membuat sistem pembayaran yang lebih mudah, agar penggunanya dapat lebih maksimal menjalani aktivitas sehari-hari. “It doesn’t require you to waste more time on it,” ujar Peter.
Di industri perbankan saat ini, Jenius bisa dikatakan sebagai Life Finance tool pertama di Indonesia. Aplikasi ini memungkinkan kamu membuka rekening tanpa perlu ke bank, membuka deposito langsung dari smartphone, dan lainnya. Sehingga kamu bisa lebih fokus menjalani hari-hari tanpa khawatir dengan keuanganmu.
Untuk menciptakan Life Finance tool yang sesuai dengan kebutuhan, membutuhkan proses kokreasi yang berkelanjutan dengan segala elemen masyarakat, termasuk regulator. Senada dengan hal tersebut Sukarela Batunanggar menyebutkan bahwa kokreasi tidak hanya sekedar berbagi ide namun juga bekerja sama mewujudkan ide tersebut. Peran OJK sebagai regulator di sini tidak hanya membuat dasar-dasar regulasi namun juga membuka ruang seluas-luasnya untuk para pelaku industri mengembangkan bisnisnya.
Sukarela Batunanggar menjelaskan salah satu program regulatory sanbox, program OJK dalam upaya mendukung inovasi pertumbuhan industri perbankan dan fintech.
Upaya tersebut direalisasikan OJK melalui program regulatory sandbox, ruang para start-up untuk bereksperimen, menyusun, dan menguji bisnis model guna memastikan bisnis tersebut bertanggung jawab serta bermanfaat bagi masyarakat. “Kami di OJK berkokreasi dengan fintech hub, mendorong para start-up mengembangkan ide, sekaligus memberikan edukasi dan konsultasi,” ungkap Sukarela.
Selain berkokreasi, pelaku industri perbankan dan fintech juga ditantang untuk mampu mengolah data dalam jumlah yang sangat besar, atau yang lebih dikenal dengan istilah big data. Pemahaman mengenai big data ini penting, mengingat ada banyak manfaat bagi bisnis bila mampu mengolahnya dengan tepat. Gabor menjelaskan, dengan data, bisnis dapat mengotomasi banyak hal, melakukan prediksi, hingga membangun basis pengetahuan yang berguna untuk bisnis ke depannya.
Pentingnya pemanfaatan big data pada sektor industri perbankan juga ditekankan Gabor selama Jenius Conference 2019.
Gabor juga memaparkan beberapa studi kasus bagaimana Google, Facebook, dan Uber meraup sukses dari pemanfaatan big data. “They’re collecting a unique big data that other competitors are not able to,” tuturnya.
Jenius Conference 2019 kemudian ditutup dengan pemaparan hasil Jenius Financial Study oleh Irwan Tisnabudi. Studi hasil kolaborasi bersama lembaga survei Nielsen ini mengulas pengaruh digital terhadap perilaku konvensional masyarakat digital savvy di Indonesia. Studi ini diberlakukan kepada 2.055 responden di 11 kota besar antara lain, Jabodetabek, Medan, Surabaya, hingga Makassar.
Hasil studi kolaborasi Jenius dengan lembaga riset Nielsen Indonesia dipaparkan secara mendalam oleh Irwan.
Irwan mengungkapkan bahwa studi ini dilakukan untuk memberikan gambaran mengenai transformasi digital pada lintas generasi, serta kebutuhan masyarakat yang kian dinamis dan beragam. Dalam studi ini, tingkat digital savviness diukur berdasarkan rata-rata aplikasi yang mereka gunakan di smartphone, lama waktu mengakses internet per hari serta penerimaan konsumen terhadap gaya hidup digital. Salah satu hasil studi yang diungkap adalah mengenai persepsi masyarakat terhadap digital banking. Sebanyak 72 persen melihat hal tersebut sebagai sesuatu yang inovatif, 61 persen merasa dapat diandalkan, 60 persen merasa mudah dan nyaman ketika digunakan, serta 53 persen merasa aman.
Suasana saat Jenius Conference berlangsung.
Salah satu peserta Jenius Conference berdiskusi dengan Peter usai acara.
Hasil studi tersebut mempertegas semakin terintegrasinya elemen gaya hidup, finansial, dan digital dengan kehidupan masyarakat Indonesia. Irwan pun menyakini, ada peluang besar untuk menghadirkan Life Finance tool yang menyeluruh dan relevan dengan kebutuhan masyarakat digital savvy.
Seperti yang dijelaskan Peter di awal, kokreasi dengan segenap elemen masyarakat menjadi sangat penting untuk dilakukan. Irwan berharap, dengan terselenggaranya Co.Creation Week 2019 ini, bisa menjadi pemicu para pelaku industri perbankan untuk terus berinovasi dan menciptakan ekosistem Life Finance yang semakin lengkap di Indonesia.
Comments ( 0 )