Aku pertama kali mengenal Jenius SMBC Indonesia sebagai digital banking ketika sedang bepergian ke salah satu mal di Kota Bandung. Aku dihampiri oleh salah satu petugas Jenius dan ditawarkan untuk membuat rekening di sana. Jujur, awalnya aku kurang tertarik karena sebelum ini aku sudah memiliki 3 rekening di bank berbeda dan aku berpikiran jika aku membuat rekening lagi maka potongan biaya administrasi akan semakin besar.
Namun, petugas Jenius itu berhasil meyakinkan aku kalau di Jenius gak ada potongan biaya admin, bahkan bisa transfer gratis sebanyak 25 kali setiap bulan. Aku tertarik dan setelah mendengar paparan lebih lanjut, aku akhirnya memutuskan untuk membuat rekening di sana. Cepat, gak sampai 20 menit rekening aku sudah aktif dan aku bisa langsung membawa pulang kartu debit Jenius. Untuk info lebih lengkap kalian bisa mampir ke www.jenius.com ya.
Satu bulan pertama aku belum berniat mengotak-atik Jenius, baru di bulan kedua aku mengoprek aplikasi Jenius dan mencoba untuk menggunakan fitur-fitur Jenius. Kebetulan di hari itu, deposito aku di suatu bank telah jatuh tempo dan aku berencana memindahkannya ke Maxi Saver. Fitur ini sangat memudahkan aku karena aku gak perlu membuang waktu ke bank untuk membuat deposito dan gak juga perlu mengeluarkan biaya materai untuk pembukaan.
Aku kulik lagi fitur di Jenius dan… wow! Aku baru menyadari kalau kita bisa menyimpan e-Wallet kita di Jenius dan jika bank lain membebankan biaya setiap pengisian, Jenius menggratiskan biaya pengisian e-Wallet. Itu sangat menguntungkan aku karena aku sering menggunakan e-Wallet kayak OVO dan Gopay untuk keperluan sehari-hari.
Namun, dari semua fitur yang ada di Jenius, aku sangat terbantu dengan fitur Flexi Saver. Aku memiliki impian untuk bisa mempunyai sebuah rumah masa depan yang akan aku tempati bersama calon istriku kelak. Almarhum ayahku juga pernah berpesan sebelum meninggal agar aku bisa membeli rumah dan jangan mengulangi kesalahan beliau yang belum memiliki rumah sampai menikah. Buat aku, itu amanat yang harus aku lakukan dan setiap bulan aku menyisihkan uang di Maxi Saver dan Flexi Saver.
Di Maxi Saver aku menabung untuk down payment (DP) rumah sedangkan di Flexi Saver aku menabung untuk dana darurat. Setelah 1 tahun menyimpan uang di Maxi Saver, aku akhirnya memutuskan untuk mengambil semua rumah di daerah Antapani, Bandung. Puji Syukur kepada Tuhan, uang aku dan bunganya yang tersimpan di Maxi Saver cukup untuk membayar DP rumah!
Jumlah tabunganku saat itu yang kukumpulkan untuk pembayaran DP rumah
Sebelum akad jual-beli rumah, pihak bank menghubungi aku dan meminta aku untuk menyediakan uang dalam nominal yang lumayan besar untuk biaya pajak dan notaris. Aku kaget dan gak menduga biaya pajak dan notaris akan sebesar itu sedangkan saat itu aku gak memegang uang yang cukup. Seketika aku langsung teringat kalau aku memiliki simpanan di Flexi Saver dan luar biasanya, nominal uang yang aku simpan di Flexi Saver lebih dari cukup untuk membayar pajak dan biaya notaris!
Akad jual-beli akhirnya berjalan dengan lancar dan aku bisa mewujudkan impian dari almarhum ayahku untuk bisa memiliki rumah sebelum aku menikah. Hingga hari ini pun aku masih menabung di Flexi Saver dan Maxi Saver untuk persiapan pernikahan aku nanti. Doakan semoga selalu lancar, ya. Terima kasih untuk Jenius karena sudah membantu mengatur keuangan aku!
Comments ( 0 )