Istilah kokreasi akhir-akhir ini semakin populer. Masa depan sebuah bisnis dianggap bergantung pada konsep tersebut. Namun apa sebenarnya yang dimaksud dengan kokreasi? Jenius Co.Create menjawab pertanyaan tersebut lewat talkshow “Why Co-Create?” pada 12 Juli lalu di Qubicle Suropati, Surabaya.
Acara hasil kolaborasi bersama Kawasan Darmo ini menghadirkan Leonard Theosabrata, Co-founder The Goods Dept dan Ivan Loviano, Digital Banking Social Media Manager, Bank SMBC Indonesia.
Secara istilah, konsep kokreasi adalah bagian dari upaya kolaborasi. Bedanya, kolaborasi lebih mengarah pada kerja sama yang saling menguntungkan antara kedua belah pihak. Sedangkan kokreasi merupakan sinergi antara 2 pihak atau lebih dalam menciptakan sesuatu yang lebih baik.
Lalu, mengapa harus berkokreasi?
Di era digital semuanya bergerak sangat cepat. Gak heran kalau saat ini, sebuah brand atau bisnis dapat menjadi kurang relevan bagi kebutuhan konsumen hanya dalam hitungan bulan. Menurut Leo, pada masa awal bisnis, konsumen mungkin saja langsung menyukai produknya. Lalu beberapa bulan kemudian, popularitasnya perlahan menurun, karena sudah tidak lagi relevan dengan tren dan kebutuhan konsumen, khususnya konsumen muda.
Dari segi paradigma dan perilaku konsumen juga berubah. Kini konsumen tidak lagi sekedar mengkonsumsi konten atau produk namun juga ingin terlibat dalam setiap prosesnya mulai dari diskusi hingga produksi.
Apa yang harus dilakukan pebisnis untuk menyikapi hal ini?
Di sinilah peran kokreasi hadir, menjaga agar bisnis dan brand tetap relevan di mata konsumen. Leo menjelaskan konsep kokreasi yang sedang dilakukan oleh The Goods saat ini. Dalam upayanya membentuk semangat baru, Leo bercerita bahwa The Goods merangkul siapa pun, baik itu komunitas, brand lokal, bahkan konsumen The Goods sendiri. Menurutnya sangat tidak mungkin untuk memenangkan pasar bila semuanya dilakukan sendirian.
Kokreasi juga dilakukan oleh Jenius. Selama 18 bulan saat pembentukan awal, Jenius mengundang 1000 digital savvy untuk berdiskusi mengenai kebutuhan mereka akan produk perbankan. Ivan menjelaskan, dalam upaya untuk menjadi relevan, Jenius hadir dengan sejumlah fitur yang menjawab kebutuhan para digital savvy serta tampil dalam bentuk yang fresh dan kekinian.
Gak berhenti sampai di situ, proses kokreasi sampai saat ini pun masih dilakukan bersama para Co.Creators. Setiap masukan dan saran dari pengguna yang disampaikan melalui media sosial, forum Co.Create, diskusi setelah acara hingga survei rutin, ditampung dan diterapkan.
“Kokreasi telah menjadi spirit Jenius dan akan terus ada, karena kebutuhan orang selalu berkembang”
Jenius Pay misalnya, hadir untuk menjawab kebutuhan pembayaran e-commerce yang lebih mudah tanpa menggunakan kartu. Begitu juga dengan fitur-fitur baru yang akan rilis, merupakan hasil kokreasi dengan Co.Creators.
Bagaimana dengan kamu, tertarik berkokreasi dengan Jenius? Kamu dan komunitasmu bisa mengusulkan ide, masukan, dan saran baik mengenai fitur Jenius atapun event menarik yang akan datang. Yuk, realisasikan ide kamu di sini.
Comments ( 0 )