Mantaaaap, manfaat banget.
Moga jenius dapat selalu exist membantu masyarakat luas. Excellent
“Mbak, ini biayanya habis sekitar Rp 12 jutaan lebih. Tapi, untuk ‘lebih’-nya itu saya kurang tahu,” kata seorang perawat kepada saya, Jumat (5/4/2019).
Awal April 2019, ibu saya harus dilarikan ke rumah sakit karena penyakit abses di punggungnya. Tak hanya itu, ibu saya juga penderita diabetes melitus. Penyakit abses ibu saya ini sudah membesar dan harus segera dioperasi. Tak pikir panjang, saya pun mengisi dokumen persetujuan untuk operasi ibu saya. Yang penting di pikiran saya saat itu, ibu saya sembuh dan tidak kesakitan lagi.
Pasalnya, tiap malam ibu saya merintih kesakitan di punggungnya karena penyakit absesnya itu. Beliau sering merasa nyeri, meriang, dan tidurpun tak enak. Tepatnya 1 April lalu, ibu saya dioperasi di salah satu rumah sakit di Surabaya. Ibu saya terdaftar sebagai pasien umum. Mulanya, perawat menanyakan apakah ibu saya punya asuransi kesehatan atau tidak. Saya bilang tidak.
Kenyataannya memang itu, ibu saya tak punya asuransi kesehatan. Sejak kejadian itu, saya berpikir bahwa asuransi kesehatan itu sangatlah penting.
Ibu saya dioperasi kurang lebih selama 2 jam. Saat itu, saya seorang diri yang mendampingi ibu dan harus pintar-pintar tukar shift jam kerja. Saya hanya dua bersaudara. Kakak saya sudah berkeluarga, dan tidak bisa mendadak cuti kerja. Sementara bapak saya sedang di luar kota dan baru kembali ke Surabaya tiga hari kemudian. Alhasil saya seorang diri, sambil menunggu giliran dengan kakak saya yang masih mengajukan cuti kerja.
Setelah dioperasi, ibu saya masih harus dirawat inap di rumah sakit. Bila ditotal, ibu saya tercatat sudah di rumah sakit sejak 31 Maret-5 April 2019. Di hari ketiga dirawat, ibu saya menanyakan ke saya apakah sudah ada biaya perawatan rumah sakit atau tidak. Saya bilang sudah ada.
Saat itu, saya hanya menyiapkan uang sebesar Rp 4 juta yang saya simpan di Dream Saver, salah satu fitur milik Jenius. Ditambah dari uang kakak saya Rp 2 juta dan bapak saya Rp 2,5 juta. Saya pikir saat itu dana yang terkumpul untuk biaya ibu saya sangatlah cukup. Namun di hari terakhir di mana ibu saya diperbolehkan pulang oleh dokter, kenyataannya biayanya sangatlah jauh dari apa yang saya perkirakan.
Selama ibu saya dirawat, saya sama sekali tak mau bahas soal biaya rumah sakit di hadapan ibu saya. Bukan apa-apa, ibu saya seorang pemikir dan apa-apa langsung dipikir yang akhirnya memicu gula darahnya naik. Untuk itu, sampai hari terakhir dirawat saya pun tak mau bilang ke ibu berapa uang yang ada untuk pengobatannya. Tapi, seorang perawat bilang soal biaya itu di hadapan ibu dan saya, setelah perawat itu mengecek kadar gula ibu saya.
“Oh ya mbak, ini biayanya habis sekitar Rp 12 jutaan lebih. Tapi, untuk ‘lebih’-nya itu saya kurang tahu,” katanya.
Seketika itu, isi kepala saya rasa-rasanya langsung mendadak berhenti. Rasanya ya tidak ada pikiran sama sekali di kepala saya. Demikian juga ibu saya. Dia bilang, “Hey, gimana ri?”. Saya jawab, “Iya bu, sudah ada. Tenang.”
Padahal, dihitung total terkumpul dananya sebesar Rp 8,5 juta. Kurang Rp 4 juta. Itu sekitar jam 11 siang. Sementara rencana ibu diperbolehkan pulang ialah jam 3 sore, setelah saya mengurus administrasi termasuk biaya rumah sakit. Berarti setidaknya kurang dari 5 jam saya harus mendapatkan kekurangan dana yang sudah saya siapkan sebelumnya. Saya bilang ke kakak dan bapak saya. Keduanya juga sudah tak ada lagi dana cadangan.
Saya bingung. Kakak dan bapak saya mencoba pinjam ke teman bahkan saudara. Sementara saya, entah kenapa langsung teringat Jenius saya.
Saya ingat betul, saya pernah menerima newsletter di e-mail soal fitur baru Jenius, yakni Flexi Cash. E-mail itu saya terima 18 Maret 2019. Di e-mail tertulis bahwa saya sudah bisa mengajukan dana siaga dari Flexi Cash. Dana yang diberikan Flexi Cash jumlahnya hingga Rp 50 juta dan bisa ditarik kapan saja sesuai kebutuhan saya. Kira-kira begini tulisan emailnya:
Hi ARI,
Selamat! Kamu sudah bisa mengajukan dana siaga dari Flexi Cash. Dana hingga Rp50.000.000 ini bisa ditarik kapan saja untuk semua kebutuhanmu melalui aplikasi Jenius. Segera ajukan sekarang untuk berjaga-jaga sebelum terlambat.
*Pastikan kamu sudah update alamat korespondensi sebelum melakukan pengajuan.
Tadinya, saya ragu mau coba fitur Jenius ini. Banyak ketakutan yang saya pikirkan. Namun, melihat kondisi kurang 5 jam saya harus dapat tambahan dana. Saya akhirnya mencoba Flexi Cash. Namun, sebelum itu saya browsing informasi soal fitur Flexi Cash terlebih dahulu. Fitur Flexi Cash ini rupanya baru dirilis oleh Jenius pada November 2018.
Flexi Cash ini merupakan dana siaga bagi pengguna Jenius yang membutuhkan dana tambahan. Dana tersebut dapat ditarik dan digunakan kapan saja sesuai kebutuhan. Nah, usai mendapatkan informasi yang cukup soal fitur Flexi Cash tersebut, sayapun mengisi formulir untuk dana siaga Flexi Cash.
Ternyata, cara isinya sangat mudah, praktis, dan benar-benar tidak ribet. Tunggu sekitar 5 menit, sudah ada notifikasi di email kalau saya betul-betul bisa menggunakan dana siaga dari Flexi Cash.
Saat itu, oleh Jenius saya diberikan limit sebesar Rp 24 juta. Sementara, saya membutuhkan dana hanya sebesar Rp 4 juta. Jenius ini bisa dibilang sangatlah Jenius. Iya, seperti nama brand-nya. Bagaimana tidak? rasanya #hari2jenius saya saat itu, bisa dapat dana tambahan untuk biaya rumah sakit ibu saya dari dana siaga Flexi Cash secepat kilat, tidak ribet, mudah, aman, dan terjamin. Apalagi bunganya juga sangat kompetitif karena disesuaikan dengan risk profile setiap pemilik akun Jenius.
Nah, usai mendapatkan sisa kekurangan dana biaya rumah sakit ibu saya dari Flexi Cash, detik itu juga saya sangatlah lega. Saya sangat bersyukur. Beribu-ribu syukur.
Berkat Jenius, masalah kekurangan dana tambahan biaya rumah sakit ibu saya bisa terselesaikan. Kakak dan bapak saya ikut lega dan akhirnya, ibu saya juga bisa pulang. Saya benar-benar berterima kasih dan tidak kecewa bisa kenal Jenius setahun lalu. Semua layanan Jenius benar-benar memudahkan masyarakat saat ini. Termasuk soal dana tambahan yang ditawarkan Jenius lewat fitur Flexi Cash.
Sejak kejadian itu, saya yakini bahwa dana darurat atau dana siaga itu sangatlah penting untuk dipersiapkan. Sebab, kita tak pernah tahu apa yang akan terjadi ke depannya.Pepatah bilang ‘sedia payung sebelum hujan‘ terasa memang perlu diterapkan di kehidupan finansial kita.
Saya pernah baca sebuah catatan dari seorang financial planner bahwa dana darurat perlu disisihkan sebesar 20-30 persen dari penghasilan kita. Sekarang, saya pun sedang mengatur ulang kondisi keuangan saya melalui aplikasi Jenius. Di sini banyak sekali fitur yang bisa digunakan dalam memudahkan kita mengatur keuangan. Termasuk mewujudkan sebuah impian. Misal impian yang sedang saya jalankan saat ini yakni, ‘Hemat Pangkal Kaya’ di fitur Dream Saver.
Terima kasih Jenius, kamu bikin hari-hari saya luar biasa makin jenius. #hari2jenius itu buat saya, mudah atur keuangan pakai smartphone lewat aplikasi Jenius. Bahkan, atur uang dalam keadaan darurat.
Comments ( 1 )