Pada tahun 2020, dunia podcast makin dikenal masyarakat luas, khususnya Indonesia. Padahal podcast bukanlah hal baru karena sudah ada sejak tahun 2005. Namun, seiring perkembangan zaman dan padatnya aktivitas manusia, podcast jadi media yang tepat untuk sharing berbagai hal dan bisa didengar—kapan pun dan di mana pun.
Ditambah dengan situasi pandemi yang melanda, podcast jadi salah satu pilihan untuk mengasah skill, khususnya dalam bidang public speaking. Pembuatan podcast yang mudah juga menjadi salah satu alasan beberapa orang tertarik mencobanya. Bukan cuma itu, ternyata peluang memonetisasinya pun terbuka sangat lebar dibandingkan beberapa platform lain. Terus, bagaimana sih cara agar podcast bisa berkembang dan bisa dimonetisasi?
Di sini saya akan membagi cerita saya yang bisa dibilang sebagai pendatang baru di dunia podcast buat para Co.Creators. Saya memulai podcast pada Februari 2019, tapi pada pertengahan tahun 2019 podcast yang saya buat (Teman Tidur) berhasil masuk top chart di beberapa platform podcast seperti di Spotify dan iPodCast. Pada akhir 2019 sampai dengan sekarang, saya sudah dan sedang memonetisasi podcast Teman Tidur. Nah, saya bakal berbagi dengan kalian para Co.Creators strategi apa yang saya lakukan.
Content Planning
Nama, target audience, dan tujuan
Ini yang menjadi pondasi ketika saya membuat podcast. Hal ini pula yang membantu saya tetap on track ketika ingin mengembangkan konten di podcast Teman Tidur. Jadi, saat kalian ingin membuat podcast, tentukan dulu hal ini. Tidak mesti berurutan, tapi harus saling berkaitan. Bisa saja kalian menentukan target audience dulu, lalu tujuan, kemudian menentukan nama podcast.
Untuk nama, saya pilih Teman Tidur karena saat membuat podcast ini saya mengangkat keresahan saya yang baru saja putus dengan pasangan saya. Ada beberapa bagian yang saya rasa hilang seperti teman ngobrol untuk menemani saya sampai ketiduran. Biasanya saat punya pasangan hal itu jadi rutinitas yang mungkin wajib dilakukan. Dari situ saya beranggapan kalau di luar sana mungkin ada yang merasa seperti apa yang saya rasakan. Jika benar, maka konten yang saya buat bisa diterima pasar.
Menentukan target audience juga sangat penting karena erat kaitannya dengan formula yang akan saya ciptakan dalam podcast Teman Tidur. Usia 16-27 tahun adalah target utama dari audience yang saya harapkan karena dalam rentang umur itu seseorang sedang dilanda keresahan khususnya perihal orang yang disukai.
Tujuan dari podcast Teman Tidur adalah mengantarkan orang yang mendengar podcast ini ke alam mimpi, dan tentunya bisa didengar semua orang dari berbagai latar belakang.
Ketiga hal tersebut yang melandasi saya menciptakan beberapa formula dalam podcast Teman Tidur dan ketiganya saling berkaitan. Dengan nama podcast Teman Tidur, dengan target audience 16-27 tahun, saya membawakannya dengan intonasi yang mendayu, tidak terburu-buru seperti radio malam. Tujuannya untuk memberikan kenyamannya pendengar ketika ingin tidur. Kemudian saya mengangkat topik ringan seperti relationship karena tujuan podcast Teman Tidur bisa didengar semua orang.
Pilih platform podcast yang akan digunakan
Kalian harus memilih platform podcast yang akan digunakan untuk mendistribusikan podcast yang akan atau telah kamu buat. Saya merekomendasikan untuk menggunakan Anchor.fm. Selain karena saya salah satu penggunanya, Anchor.fm merupakan salah satu platform podcast yang gratis dan tidak ada batasan storage. Anchor.fm juga membantu kalian mendistribusikan secara otomatis pada beberapa platform lainnya seperti Spotify, iPodCast, Google Podcast, dan lain sebagainya. Bukan cuma itu, Anchor.fm juga sudah mulai memonetisasi para content creator—sudah berlangsung di Amerika Serikat—dan kemungkinan besar akan bisa diterapkan di beberapa negara lain.
Alat yang digunakan
Alat yang digunakan untuk membuat podcast pun beragam. Saya termasuk podcaster yang hampir menggunakan semua jenis alat pada podcast Teman Tidur: merekam suara dengan smartphone, USB audio adapter, sampai menggunakan audio interface. Berikut ini merupakan alat yang pernah saya gunakan, yang bisa kalian sesuaikan dengan podcast yang bakal dibuat.
- Podcast monolog (hanya butuh 1 mik)
Smartphone
Hanya dengan menggunakan smartphone kamu bisa bikin podcast, ditambah dengan aplikasi Anchor, proses pembuatan podcast pun jadi lebih gampang. Untuk menggunakan smartphone saya sarankan untuk menggunakan iPhone karena kualitas suara yang dihasilkan cukup baik dibandingkan smartphone lain.
USB audio adapter
Kalau kepingin merekam suara menggunakan laptop atau PC, kalian butuh alat ini untuk menghubungkan mik ke laptop atau PC. Alat ini banyak dijual di toko online dengan harga terjangkau. Pastikan juga kalian sudah punya mik dan headphone ketika mau menggunakan alat ini.
- Podcast dengan format grup (lebih dari 1 mik)
Focusrite Scarlett 2i2
Dengan menggunakan audio interface ini kamu bisa menggukan 2 mik kondensor. Dalam 2 channel Focusrite Scarlett sudah terdapat phantom power, sehingga kualitas yang dihasilkan jadi lebih baik. Pengaturan menggunakan alat ini cukup simpel sehingga memudahkan kalian menggunakan alat ini.
Zoom H6
Saat ini saya menggunakan Zoom H6 untuk produksi di podcast Teman Tidur. Selain mudah digunakan, alat ini juga sudah bisa 4-6 channel yang bisa saya gunakan ketika mengundang tamu untuk mengisi di podcastTeman Tidur. Untuk kualitas suara, menurut saya sejauh ini sangat baik. Untuk lebih jelasnya para CroCreators bisa mendengarnya di podcast Teman Tidur. Selain audio interface, kalian bisa menggunakan alat yang lain untuk merekam lebih dari 1 mik seperti mixer. Namun, saya hanya memberi contoh alat-alat yang pernah saya gunakan.
Plan Monetize Strategy
Sebelum strategi digunakan, kalian perlu tahu dulu bahwa jenis konten podcast dibagi menjadi 2: clean content dan ada explicit content. Clean content adalah konten yang tidak mengandung kata-kata sensitif, vulgar, atau tidak pantas didengar anak-anak. Sedangkan explicit content adalah kebalikannya, yaitu konten yang kadang terselip kata-kata sensitif dan vulgar dalam isi podcast-nya, bahkan mungkin semua isinya punya konten yang tidak pantas didengar anak-anak. Kalau kalian berniat memonetisasi konten podcast, saya sarankan untuk membawa clean content pada podcast kalian. Hal ini akan memengaruhi beberapa sponsor yang akan masuk ke podcast kalian.
Kemudian kamu harus menentukan podcast yang kalian buat termasuk segmented atau universal. Untuk segmented, podcast ini memiliki segmen pasar yang tidak luas, hanya segmen tertentu. Sementara untuk yang universal, podcast ini bisa diterima oleh pasar luas dan cenderung relatable dengan kehidupan manusia pada umumnya. Kreativitas dari podcaster bisa dikembangkan di sini karena bisa saja ada konten podcastyang akan membahas sesuatu yang segmented, tapi dikemas secara universal.
Untuk memonetisasinya sendiri, terdiri atas dua strategi, yaitu:
Offline monetizing
- Buat penawaran semenarik mungkin dan disesuaikan dengan data.
- Menawari brand yang punya value dan target audience yang sama untuk menjadi sponsor dalam beberapa konten dibuat.
- Mengajak pihak ketiga bekerja sama menawarkan podcast yang sudah dibuat, seperti mengajak kerja sama talent agency atau sejenisnya.
Online monetizing
- Mempromosikan podcast dengan maksimal. Ketika konten podcast sudah banyak yang dengar, hal ini akan berpeluang untuk dimonetisasi oleh platform yang digunakan untuk mendistribusikan konten podcast.
- Mencari platform podcast lain yang membutuhkan podcaster untuk mengisi di platform podcast tersebut.
Semoga tips dan trik tersebut bermanfaat buat para Cro.Creators yang bakal atau telah terjun di dunia podcast, ya.
Comments ( 0 )