Pada posting-an perdanaku di Co.Create ini, aku mau berbagi kesan terhadap Jenius SMBC Indonesia soal keamanan dana. Lho, bukannya semua bank sudah tentu aman? Iya, but let me tell you a story of mine.
Memang dasarnya manusia tuh ceroboh dan kadang gegabah dalam mengambil keputusan, aku seperti gak bisa lepas dari kejadian-kejadian sial yang menimpa hidupku. Beberapa kejadian sudah sempat aku ceritakan di media sosial dan blogku, sisanya cukup aku dan Tuhan yang tau.
Semakin canggih perkembangan zaman dan teknologi, aku rasa semakin banyak akal juga orang-orang punya cara untuk berbuat jahat, terlebih soal cyber crime. Sejak tahun 2018, pertama kalinya aku kehilangan HP, tepatnya di Kota Paris, semua data di dalamnya pun ikut hilang, termasuk uang yang tersimpan di digital wallet.
Tahun 2019, lagi, HP aku hilang di Kota Banjarmasin ketika pulang kampung. Dan yang paling anyar adalah aku ketipu dan hilang uang hampir Rp10.000.000,- gara-gara gak teliti saat komplain kehilangan kartu ke salah satu bank.
Sebentar, kok bisa ketipu?
Long story short, aku teperdaya oleh akun palsu yang mengaku CS dari salah satu bank tersebut. Karena sudah pegang data debit card aku, otomatis dia bisa melakukan transaksi. Kurang lebih intinya sih begitu.
Syukur banget, uang yang aku simpan di Jenius sampai sekarang selalu aman. Aku berkenalan dengan Jenius kalau gak salah pada tahun 2018, cuma karena saat itu tempat verifikasinya lumayan jarang, makanya baru jadi active user di pengujung tahun 2018.
Lantas, kenapa bisa aman?
Begini, cerita Jenius-ku bermula sejak aku baca-baca thread di Twitter mengenai seseorang yang pernah mengalami kejadian kurang mengenakan terhadap akunnya, sejak saat itu juga aku langsung sigap memindahkan seluruh uangku ke Flexi Saver dan Dream Saver.
Karena sepemahaman aku, duit di Flexi Saver atau Dream Saver ini gak akan bisa diotak-atik tanpa adanya otorisasi penggunanya sendiri karena gak terkoneksi dengan kartu debit atau e-Card Jenius. Kecuali kita sendiri yang melakukan perpindahan uang di dalamnya. Bahkan, aku memblokir m-Card milikku yang mana bisa aku unblock kembali ketika aku butuh saat ambil uang ataupun transaksi nontunai.
Selain soal keamanan, yang terpenting dari langkah yang aku ambil ini adalah soal bunganya yang gede! Aku suka kesel tiap kali liat perkembangan akun reksadana yang aku punya di toko sebelah, penambahannnya per bulan itu gak lebih dari Rp10.000,-. Beda dengan yang aku dapetin lewat Flexi Saver, yang nominalnya bisa aku pake buat bayar langganan Netflix atau Spotify tiap bulan. Jadi serasa pake akun premium yang gratisan, kan? Hehehe.
Aku, si pelupa yang gak pernah mencatat
Masih soal gegabahnya aku, pernah nih aku menghubungi CS bank hanya untuk menanyakan ke mana uang aku lari. Ada mungkin sekitar Rp1.000.000,- gitu hilangnya. Sampai-sampai aku cerita ke teman saking paniknya.
In the end, it turned out that I was totally mistaken. Hehe. Rupanya setelah ada pengecekan, transaksi aku normal-normal aja, gak ada tanda-tanda adanya tindak kejahatan phising ataupun carding.
Pas aku cek, uang sejuta yang tadinya aku pikir hilang hanya ilusi. Karena saldo aku emang segitu aslinya…
Nah, asyiknya Jenius, sekarang ada fitur Moneytory ini. Fitur yang bisa bikin penggunanya paham ke mana aja duit mereka mengalir beserta kalkulasinya. Apakah dipakai buat isi e-Wallet? Belanja di e-commerce? Atau habis bayar tagihan listrik? Semuanya akan tercatat di fitur kece ini!
So far, aku selalu puas dengan layanan-layanan yang diberikan Jenius. Cocok deh untuk kalangan milenial yang ingin semuanya serbacepat, cashless, tapi tanpa mengesampingkan faktor keamanan.
Yuk cek fitur-fitur Jenius lainnya di http://www.jenius.com/!
Comments ( 0 )